🫎 Pertanyaan Tentang Mujmal Dan Mubayyan

Semogadengan adanya pembahasan kunci jawaban Pilihan Ganda (PG) dan juga Esaay Bab 8 KAIDAH MUJMAL DAN MUBAYYAN. ini, kalian bisa menjadi lebih giat untuk belajar. Kunci jawaban ini diperuntukkan untuk para pelajar yang sedang mengerjakan tugas Kurikulum 2013 (K13). Kunci Jawaban Uji Kompetensi Bab 8 Hal 173 Fiqih Kls 12 AlQur'an banyak berbicara tentang orang-orang terdahulu, baik yang shalih maupun yang thalih. Al-Qur'an berbicara tentang perjuangan para Nabi dan pertolongan Allah atas mereka, agar umat ini mau mengikuti perjuangan mereka. Dan juga menceritakan tentang orang-orang durhaka dan akibat buruk dari kedurhakan mereka. Secaragaris besar, dalam ilmu Ushul Fikih lafaz dari segi kejelasan artinya terbagi kepada dua macam, yaitu lafaz yang terang artinya dan lafaz yang tidak terang artinya.Dimaksud dengan lafaz yang terang artinya ini adalah yang jelas penunjukannya terhadap makna yang dimaksud tanpa memerlukan penjelasan dari luar. Jenis ini terbagi dalam 4 tingkatan, yaitu zhâhir, nash, mufassar, dan muhkam. AlInsyâ' dalam al-Kitab dan as-Sunnah terbagi dalam klasifikasi al-amru (perintah), an-nahyu (larangan), 'âmun (umum), khâsh[un] (khusus), muthlaq[un] (mutlak), muqayyad[un], mujmal, mubayyan, nâsikh dan mansûkh. Berdasarkan hal itu harus dibahas mengenai bahasa dan klasifikasi-klasifikasi al-Kitab dan as-Sunnah, secara global. Mafhummukhalafah tidak berlawanan dengan dalil yang lebih kuat, baik dalil mantuq maupun mafhum muwafaqah. Contoh yang berlawanan dengan dalil mantuq: "Jangan kamu bunuh anak-anakmu karena takut kemiskin­an". (Q. S Isra' ayat 31). Mafhumnya, kalau bukan karena takut kemiskinan di­bunuh, tetapi mafhum mukhalafah ini berlawanan dengan LAFAZHMUSYTARAK, 'AMM, KHASH DAN DALALAHNYA. Friday, November 29, 2013. Materi Ushul Fiqih. A. Pendahuluan. Ushuliyyah adalah Dalil syara' yang bersifat menyeluruh, universal, dan global (kulli dan mujmal). Jika objek bahasan ushul fiqih antara lain adalah qaidah penggalian hukum dari sumbernya, dengan demikian yang dimaksud dengan qaidah Perdebatantentang metode unggulan dalam interpretasi al-Qur'an menghiasi sejarah tafsir. Metode tafsîr bi al-ma'tsûr dan tafsîr bi al-ra'yi adalah dua metode yang saling melengkapi dan dianggap paling ideal dalam mendekati makna al-Qur'an. Kedua metode inilah yang paling sering digunakan oleh para mufassir dalam aktifitas penafsiran mereka.Kecendrungan untuk mengunggulkan salah a Mempunyai arti: boleh, dan digunakan untuk menyatakan izin (permission) serta May yang berarti boleh dapat diganti dengan Be permitted atau Be allowed to yang mempunya arti di izinkan/di perbolehkan akan tetapi May lebih formal dari pada Can contoh: Marry may borrow my book, and she may return it to me next week.Atau Marry is allowed to borrow my book, and she is permitted to return it to Apabilakita perhatikan, banyak sekali di dalam Al quran ayat yang pasti maknanya, tetapi tidak sedikit juga ayat-ayat Al-Quran yang membutuhkan penjelasan dan penafsiran dalam memaknai ayat-ayat tersebut, oleh karena itu penulis mencoba untuk menjelaskan tentang Mujmal Dan Mubayyan dalam Al-Qur'an. wroIP. Uploaded bySYAFAATUR RAHMAH 0% found this document useful 0 votes755 views5 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes755 views5 pagesMateri 5 Mujmal Dan MubayyanUploaded bySYAFAATUR RAHMAH Full descriptionJump to Page You are on page 1of 5Search inside document You're Reading a Free Preview Page 4 is not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. MUJMAL DAN MUBAYYAN الـمُجْمَلُ والـمبَيَّن 1. Definisi Mujmal المجمل Mujmal secara bahasa المبهم والمجموع mubham yang tidak diketahui dan yang terkumpul. Pendapat yang lain mengatakan bahwa Mujmal Bahasa berasal dari kata الجُمْلُ yang artinya rancau atau bercampur aduk atau berarti global atau tidak terperinci. Secara istilah ما يتوقف فهم المراد منه على غيره، إما في تعيينه أو بيان صفته أو مقداره “Apa yang dimaksud darinya ditawaqqufkan terhadap yang selainnya, baik dalam ta’yinnya penentuannya atau penjelasan sifatnya atau ukurannya.” المُجْمَلُ هُوَ اَللَّفْظُ الَّذِى لاَيُفْهَمُ المَعْنَى المُرَادُ مِنْهُ اِلاَ بِالاِسْتِفْسَارِ مِنَ الجُمَلِ Mujmal adalah lafadz yang belum jelas bias dipaham makna yang dikehendaki kecuali jika ada keterangan lain yang menentukannya. Contoh yang membutuhkan dalil lain dalam ta’yinnya Firman Alloh ta’ala وَالْمُطَلَّقَاتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ ثَلاثَةَ قُرُوءٍ “Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri menunggu tiga kali quru’” Al-Baqoroh 228 Quru’ القرء adalah lafadz yang musytarok memiliki beberapa makna, antara haidh dan suci, maka menta’yin salah satunya membutuhkan dalil. Contoh yang membutuhkan dalil lain dalam penjelasan sifatnya Firman Alloh ta’ala وَأَقِيمُوا الصَّلاة “Dan dirikanlah sholat” Al-Baqoroh 43 Maka tata cara mendirikan sholat tidak diketahui, membutuhkan penjelasan. Contoh yang membutuhkan dalil lain dalam penjelasan ukurannya Firman Alloh ta’ala وَآَتُوا الزَّكَاةَ “Dan tunaikanlah zakat” Al-Baqoroh 43 Ukuran zakat yang wajib tidak diketahui maka membutuhkan penjelasan. 2. Definisi Mubayyan المبيَّن Mubayyan adalah kebalikan dari mujmal, yaitu المُبَيَّنُ هُوَ إِخْرَاجُ الشَّيْئِ مِنْ حَالِ اِشْكَالِهِ وَعَدَمِ فَهْمِ مَعْنَاهُ اِلَى التَّجَلَّى وَهُوَ حَالٌ اِيْضَاحِ مَعْنَاهُ وَفَهْمِهِ بِنَصِّ يَدُلُّ عَلَيْهِ “ mubayyan adalah mengeluarkan suatu lafadz dari kerancauan dan tidak adanya arti yang dapat dipahami dengan menggunakan dalil-dalil yang bias menunjukkan pada arti yang dikehendaki.” Contoh ayat tentang “iddah wanita yang ditalak suaminya وَالمُطْلَقَاتُ يَتَرَبَّصْنَ بِاَنْفُسِهِنَّ ثَلاَثَةَ قُرُوْءٍ Dalam ayat ini ditemukan lafadz Quru’ yang artinya belum jelas, sebab memiliki dua arti yaitu Haid Datang Bulan, dan Tuhrun Suci. Oleh karena itu harus ada penjelas. 3. Kaidah yang berhubungan dengan mujmal dan mubayyan a. تَأْخِيْرُ الْبَيَانِ عَنِ وَقْتِ الْحَاجَةِ لاَيَجُوْزُ Artinya’’Mengakhirkan penjasan pada saat dibutuhkan tidak dibolehkan’’ ContohKetika Fatimah binti hubaisy bertanya kepada rosululloh’’ya rosululloh saya ini wanita yang berpenyakitistihadhoh yang belum saya harus sholat’’nabi menjawabDarah itu hannya keringat biasa bukan hadits ini dapat dipahami darah istikhadhoh tidak mewajibkan mandi besar. b. تَاَْْخِيْرُ البَيَانِ عَنْ وَقْتِ الخِطَابِ يَجُوْزُ Artinya’’Mengahirkan penjelasan pada saat diperintahkan sesuatu dibolehkan’’ Contohperintah tentang sholat,puasa,zakat,dan dijelaskan secara bertahap dan langsung dijelaskan tapi penjelasannya diakhirkan. Macam-macam bayan penjelasan terhadap lafazh mujmal 1. Penjelasan dengan perkataan bayan bil qaul, Contohnya pada QS Al-Baqarah [2] 196 “Tetapi jika ia tidak menemukan binatang korban atau tidak mampu, maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari lagi apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh hari yang sempurna.” Ayat tersebut merupakan bayan penjelasan terhadap rangkaian kalimat sebelumnya mengenai kewajiban mengganti korban menyembelih binatang bagi orang-orang yang tidak menemukan binatang sembelihan atau tidak mampu. 2. Penjelasan dengan perbuatan bayan fi’li Contohnya Rasulullah melakukan perbuatan-perbuatan yang menjelaskan cara-cara berwudhu memulai dengan yang kanan, batas-batas yang dibasuh, Rasulullah mempraktekkan cara-cara haji, dsb. 3. Penjelasan dengan perkataan dan perbuatan sekaligus Firman Allah dalam QS Al-Baqarah [2] 43 “…dan dirikanlah shalat…” Perintah mendirikan sholat tersebut masih kalimat global mujmal yang masih butuh penjelasan bagaimana tata cara sholat yang dimaksud, maka untuk menjelaskannya Rasulullah naik keatas bukit kemudian melakukan sholat hingga sempurna, lalu bersabda “Sholatlah kalian, sebagaimana kalian telah melihat aku shalat” HR Bukhary. 4. Penjelasan dengan tulisan Penjelasan tentang ukuran zakat, yang dilakukan oleh Rasulullah dengan cara menulis surat Rasulullah mendiktekannya, kemudian ditulis oleh para Sahabat dan dikirimkan kepada petugas zakat beliau. 5. Penjelasan dengan isyarat Contohnya seperti penjelasan tentang hitungan hari dalam satu bulan, yang dilakukan oleh Rasulullah saw. dengan cara isyarat, yaitu beliau mengangkat kesepuluh jarinya dua kali dan sembilan jari pada yang ketiga kalinya, yang maksudnya dua puluh sembilan hari. 6. Penjelasan dengan meninggalkan perbuatan Contohnya seperti Qunut pada shalat. Qunut pernah dilakukan oleh Rasulullah dalam waktu yang relatif lama, yaitu kurang lebih satu bulan kemudian beliau meninggalkannya. 7. Penjelasan dengan diam taqrir. Yaitu ketika Rasulullah melihat suatu kejadian, atau Rasulullah mendengar suatu penuturan kejadian tetapi Rasulullah mendiamkannya tidak mengomentari atau memberi isyarat melarang, itu artinya Rasulullah tidak melarangnya. Kalau Rasulullah diam tidak menjawab suatu pertanyaan, itu artinya Rasulullah masih menunggu turunnya wahyu untuk menjawabnya. 8. Penjelasan dengan semua pen takhsis yang mengkhususkan. Mufassar sudah ditafsirkan Mufassar adalah lafazh yang menunjukkan kepada makna yang terperinci dan tidak ada kemungkinan ta’wil yang lain baginya. Apabila datang penjelasan bayan dari syar’i terhadap lafazh yang mujmal itu dengan bayan yang sempurna lagi tuntas, maka lafazh yang mujmal tadi menjadi mufassar ditafsirkan, seperti bayan yang datang secara rinci terhadap lafazh shalat, zakat, haji dan lainnya. Mengenal Kitab Ushul Fiqh Al Waraqat dan Terjemaha ArtinyaKitab al-Waraqat dikarang oleh Abu al-Ma’ali Dliya’ ad-Din Abdul Malik bin Abdullah bin Yusuf bin Muhammad al-Juwaini atau yang dikenal dengan Imam Haramain mendesain kitab al-Waraqat untuk kebutuhan mubtadi pemula. Secara bahasa, waraqat berarti lembaran-lembaran kertas. Dari judul saja sudah menggambarkan kitab ini bukan kitab yang besar. Pada bagian pengantar, Imam Haramain berkata, “Kitab ini adalah lembaran-lembaran kertas waraqat yang tipis/kecil yang berisi fasal-fasal topik-topik utama mengenai ushul fikih yang bisa diambil manfaatnya oleh pemula.”Nama lengkapnya Al-Waraqat fi Ushul Al-Fiqh الورقات في أصول الفقه. Sebagian manuskrip menyebut judulnya Al-Waraqat fi Al-Ushul. Kadang ada yang menyebutnya Muqaddimah ini adalah pembahasan ushul fikih saja. Tepatnya ushul fikih mazhab Asy-Syafi’i. Kitab ini tidak membahas fikih dan tidak membahas akidah. Pembahasan ushul fikih bermakna pembahasan aspek epistemologi fikih. Artinya, membahas ilmu kaidah dan rambu-rambu bagaimana fikih diproduksi. Jadi ilmu ushul fikih itu ilmu kerangka pikir. Ilmu ushul fikih adalah ilmu yang membentuk metode berpikir fikih dan nalar syar’i dalam Terjemah Arti Muzmal dan Mubayyan kitab Al Waraqat dengan dengan tulisan arab berharakatGlobal dan Penjelasan - الْمُجْمل والمبينوالمجمل مَا افْتقر إِلَى الْبَيَانGlobal adalah sesuatu yang butuh pada penjelasanوَالْبَيَان إِخْرَاج الشَّيْء من حيّز الْإِشْكَال إِلَى حيّز التجليpenjelasan adalah mengeluarkan sesuatu dari tempat yang sulit ke tempat yang jelasوَالنَّص مَا لَا يحْتَمل إِلَّا معنى وَاحِدًا وَقيل مَا تَأْوِيله تَنْزِيلهNash adalah sesuatu yang tidak mengandung kecuali satu makna, dan dikatakan sesuatu yang penjelasannya adalah pemakaiannyaوَهُوَ مُشْتَقّ من منصة الْعَرُوس وَهُوَ الْكُرْسِيّnash dikeluarkan dari kata minasshotil arus pelaminan pengantin yaitu kursiPenjelasannyaMujmal adalah dalil yang membutuhkan bayan penjelasan. Contoh ثَلَاثَةُ قُرُوْءٍ dimana lafadz ini mungkin diartikan suci dan haid, karena lafadz قُرْءٌ musytarak dimiliki bersama oleh makna haid dan adalah mengeluarkan sesuatu dari keadaan musykil menuju keadaan transparan atau jelas. Mubayyan dalil yang dijelaskan adalah secara bahasa adalah bercampur. Secara istilah, mujmal adalah ucapan atau perbuatan yang dalalah arah maknanya tidak jelas dan membutuhkan bayan penjelasan.Ketidak jelasan dalam mujmal dikarenakan dalalah atas beberapa makna yang terkandung setara, tanpa ada yang diunggulkan satu dengan yang lain. Contoh mujmal dalam ucapan seperti di atas, sedangkan contoh mujmal dalam perbuatan seperti hadits yang menjelaskan bahwa Nabi saw meninggalkan tasyahud dan berdiri melakukan rakaat ketiga. Ada kemungkinan Nabi meninggalkan dengan sengaja, sehingga hukum tasyahud hanya sunnah dan boleh ditinggalkan. Kemungkinan yang lain Nabi saw meninggalkan karena lupa, sehingga hukum tasyahud adalah bayan secara bahasa adalah penjelasan. Secara istilah, bayan adalah mengeluarkan sesuatu dari keadaan musykil menuju keadaan transparan atau dari bayan ada tiga macam;1. Mubayyan yang dijelaskan, yakni dalil mujmal di Mubayyan lahu, yakni mereka orang mukallaf yang terkena Mubayyin yang menjelaskan, ada beberapa macam;a. Berbentuk ucapan. Adakalanya dari Allah swt contoh QS. Al-Baqarah69;إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تَذْبَحُوا بَقَرَةً“Adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya”Sebagai bayan dari firman Allah swt QS. Al-Baqarahصَفْرَاءُ فَاقِعٌ لَوْنُهَا تَسُرُّ النَّاظِرِينَ“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina”b. Berbentuk perbuatan, contoh, sabda Nabi saw;صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِى أُصَلِّى“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku melakukan shalat”Sebagai bayan dari firman Allah swt QS. Al-An’am72أَقِيمُوا الصَّلَاةَ“Dirikanlah shalat”c. Berbentuk surat, contoh surat yang dikirim Nabi saw pada penduduk Yaman tentang penjelasan diyat nyawa dan anggota badan. Juga surat yang dikirimkan Nabi saw tentang penjelasan kadar Berbentuk isyarah, contoh isyarat Nabi saw dengan kesepuluh jarinya sebanyak tiga kali sebagai penjelasan tentang bilangan hari dalam satu bulan, yakni tiga puluh hari. Kemudian Beliau mengulangi isyaratnya tiga kali dan pada ketiga kalinya mengurangi satu jarinya, yang artinya bulan terkadang hanya dua puluh sembilan hari Nash adalah lafadz yang tidak memiliki kemungkinan makna, kecuali satu makna saja. Seperti lafadzزَيْدًا dalam contoh رَأَيْتُ زَيْدًا. Menurut pendapat lain, nash adalah lafadz yang penjelasan maknanya sesuai turunnya lafadz tersebut. Contoh “maka wajib berpuasa tiga hari”. Bahwasanya ayat ini, dengan hanya memandang apa yang turun, dapat dipahami nash diambil dari kata-kata “pelaminan pengantin”, atau kursi, dikarenakan statusnya yang tinggi dibanding dalil lain dari segi pemahaman maknanya tidak tergantung pada hal lain.

pertanyaan tentang mujmal dan mubayyan