๐ฆฎ Surat Isian 7 Huruf
UraianIsian. 1. Diisi Kop Madrasah yang biasa digunakan. 2. Diisi nama Kepala Madrasah. 3. Diisi Nama Madrasah. 4. Diisi Alamat Madrasah. 5. Diisi Nama Madrasah. 6. Diisi jumlah dana BOS 2021 yang diterima ( ditulis dengan angka ) 7. Diisi jumlah dana BOS 2021 yang diterima ( ditulis dengan huruf ) 8. Diisi Juni 2021. 9. Diisi Tahap ke 1. 10
SuratPermohonan Pengisian Jabatan Pengurus Barang Kantor Lurah Aur Tajungkang Tengah Sawah. ASN di Kantor Lurah ATTS Berjumlah 6 Orang yang terdiri dari atas Lurah selaku KPA, 1 Orang Sekretaris dan 3 Orang Kasi dan 1 Orang Staf sebagai Bendahara Pengeluaran Pembantu, sehingga Kekurangan Personil/ Staf untuk Mengisi Jabatan Pengurus Barang.
SURATPENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN NOMOR : SP DIPA-20/2014 DS: 8011-7303-0918-2714 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar : 1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU No. 23 Tahun 2013 tentang APBN TA
Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS surat isian yang awalnya huruf b. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu.
Sinonimkata Surat isian disediakan oleh dan hakciptanya dimiliki oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui tesaurus tematis. versi daring yang memudahkan pencarian persamaan kata Surat isian berbagai kata berikut dengan pengembangannya agar dapat
Pasal7 Dalam melaksanakan pengisian JPT Pratama melalui huruf c dilakukan sebagai dasar pertimbangan, dengan ketentuan sebagai berikut: a. evaluasi terhadap profil pelamar untuk melihat 7. Surat keterangan tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat; 8. Daftar riwayat hidup.
DasarHukum. Dasar hukum UU 19 tahun 2000 tentang Perubahan Atas UU 19 tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa adalah: Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (2) dan Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Pertama Tahun 1999;
Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS surat isian. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu. Masukkan juga jumlah kata dan atau huruf yang sudah diketahui untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Riwayatpekerjaan dan juga yang lain-lain. Formulir isian ini mungkin bisa bermanfaat bagi calon pelamar, atau pencari kerja, berikut dibawah ini data-data yang harus diisi oleh pelamar pada form isian ini, apabila memang dikira cocok silahkan bisa di download filenya dalam format Microsoft Word untuk lebih memudahkan, tinggal isi dan edit saja
AnfFGM. 7 huruf dalam al Quran Di kalangan para pengkaji ilmu Al- Quran dan hadits, gagasan tentang pewahyuan Al-Quran dalam tujuh huruf merupakan masalah yang rumit dan masih menjadi teka-teki dalam sejarah Al-Quran. Karena meskipun riwayat-riwayat yang datang mengenai masalah ini sahih dan hampir mencapai derajat mutawatir-yakni prinsip tentang trnsmisi yang melalui mata rantai periwayatan yang independen dan otoritatif dalam suatu skala yang sangat luas, sehingga menafikan kemungkinan terjadinya kesalahan dan kekeliruan- namun riwayat-riwayat itu bersifat mujmal dan tak seorang pun pernah menanyakan langsung kepada nabi maksud Saโbah Ahruf di sini. Oleh karena itu, polemik tentang pewahyuan dalam Al-Quran dalam tujuh huruf tidak pernah usai, mulai dari para sarjana Al-Quran klasik sampai pengkaji Al-Quran kontemporer. Masing-masing ulama itu mempunyai argumen dan cara pandang berbeda mengenai masalah ini. Perbedaan-perbedaan itu memberikan ilustrasi bahwa alangkah sulit dan bahayanya pembahasan ini, dikatakan berbahaya karena kesalahpahaman dalam pembahasan ini bisa berakibat fatal terhadap Al-Quran itu sendiri, bahkan hal tersebut bisa dijadikan bumerang oleh musuh-musuh Islam untuk menghancurkan dasar utama umat Islam itu. Latar Belakang Sosiologis Turunnya Saโbah Ahruf dalam Al-Quran Pada periode Makkah, Al-Quran memakai satu huruf yaitu bahasa Quraisy. Oleh karena itu Rasulullah dan para sahabat tidak menemukan kesulitan yang berarti dalam membaca dan memahami isi kandungan dalam Al-Quran. Namun, ketika Rasulullah dan para sahabat hijrah ke Madinah, situasi dan kondisi telah berbeda jauh dengan apa yang ada di Makkah, di mana banyak orang berbondong-bondong masuk islam dari berbagai kalangan yang berbeda. Di antara mereka ada yang lanjut usia dan tidak mengerti baca tulis, sehingga mendapat kesulitan dalam membaca AlQuran yang sebelumnya tidak pernah terjadi pada periode makkah.[1] Telaah Terhadap Hadits Pewahyuan Al Quran dalam Tujuh Huruf Telah dikatakan di atas, bahwa hadits-hadits sabโah ahruf mencapai derajat shahih dan tawatur. Seperti yang ditulis oleh Imam As-Suyuti di dalam Al-Itqan ada sebanyak 21 sahabat yang meriwayatkan hadits sabโah ahruf.[2] Namun, pada kenyataannya ada 24 sahabat.[3] Diantara para sahabat yang meriwayatkannya adalah Ubay bin Kaโb, Anas, Khudzaifah bin Yaman, Zeyd bin Arqam, Ibnu Abbas, Ibnu Masโud, Utsman bin Affan, Umar bin Khattab, Hisyam bin Hakam dan lain-lain. Hadits-hadits ini diriwayatkan oleh Bukhori, Muslim, Ibnu Hibban, al Hakim, dan telah ditakhrij oleh Abu Daud Nasai, Turmudzi, Ahmad, at-Thabari. Adapun jumlah sanad hadits sabโah ahruf, sebanyak 46 sanad. Diantara sanad-sanad tersebut tidak ada yang dhoif, kecuali delapan sanad. Begitu juga semua sanad muttasil, kecuali empat saja, hadits tersebut dikuatkan dengan hadits muttasil.[4] Hadits-hadits inilah yang menjadi landasan kuat bagi ulama tentang adanya gagasan pewahyuan AlQuran dalam tujuh huruf. yang terkenal dari berbagai hadits ini adalah riwayat dari Umar bin Khattab dan Hisyam bin Hakam berikut ini Dari Miswar bin Makhramah dan Abdur Rahman bin Al-Qari bahwa keduanya mendengar Umar bin Khattab berkata โAku berjalan melewati Hisyam bin Hakam bin Hizam yang tengah membaca Al-Furqan pada masa Rasulullah SAW. Lalu dengan cermat kudengarkan bacaannya. Dia membaca dalam dialek yang banyak, yang tidak pernah dibacakan Rasulullah kepadaku. Hampir saja kuserang dia dalam shalatnya, tetapi aku bersabar hingga ia menyudahi shalatnya, kemudian aku tarik bajunya dan menanyainya โSiapa yang membacakan kepadamu surat yang kudengar tadi?โ jawabnya โRasulullah yang membacakannya kepadaku.โ Aku berkata โBohong kamu! Sesungguhnya Rasulullah telah membacakannya kepadaku lain dari yang kamu bacakan.โ Lalu aku bawa dia ke Rasulullah dan mengadukannya โSesungguhnya aku telah mendengar orang ini membaca surat Al-Furqan dalam ahruf yang tidak pernah anda bacakan kepadaku.โ Maka Rasulullah berkata โLepaskan dia, bacalah Hisyam!โ Lalu Hisyam membaca dengan bacaannya yang kudengar tadi. Kemudian Rasulullah Bersabda โDemikianlah surat itu diturunkan.โ Kemudian beliau berkata โBacalah wahai Umar!โ Maka aku pun membacakan bacaan yang pernah dibacakan Rasulullah kepadaku. Rasulullah lalu bersabda โDemikianlah surat itu diturunkan. Sesungguhnya Al-Quran ini diwahyukan dalam tujuh huruf. Bacalah yang termudah darinya!โ[5]. Demikian diriwayatkan bahwa Ubay bin kaโb suatu ketika mendengar seseorang di dalam sebuah masjid membaca suatu bacaan Al-Quran yang tidak dikenalnya. Ubay menegurnya, tetapi orang lain setelah itu juga melakukan hal yang sama. Mereka kemudian pergi menemui Rasulullah untuk mengklarifikasi bacaan-bacaan yang berbeda dan Nabi mendengarkan bacaan-bacaan itu. Hal ini membuat Ubay terpukul serta berkeringat dingin dan mencemaskan dirinya sebagai seorang pembohong. Melihat kondisi Ubay, Nabi lalu menenangkannya dan bersabda โHai Ubay, aku diutus untuk membacakan Al-Quran dalam satu huruf, tetapi aku menolaknya dan meminta agar umatku diberi keringanan. Kemudian diulangi lagi kepadaku yang kedua kali; Bacalah al Quran dengan dua huruf. Aku pun menolak lagi dan memohon agar umatku diberi keringanan. Lalu diulangi lagi yang ketiga kalinya Bacalah Al-Quran dalam tujuh huruf. Sementara, sejumlah hadits lainnya mengungkapkan pewahyuan Al-Quran dalam tujuh ahruf, tetapi tanpa merujuk kepada perselisihan tentang perbedaan bacaan di kalangan kaum muslimin generasi pertama. Jadi Bukhori dan Muslim, misalnya, meriwayatkan dari Ibnu Abbas, yang berkata bahwa Nabi pernah bersabda โJibril membacakan Al-Quran kepadaku dalam satu harf, tetapi aku menolaknya. Dan aku terus memohon kepadanya agar ditambahkan, maka dia menambahkannya hingga akhirnya mencapai tujuh ahruf.โ[6] Demikian pula, dikabarkan Ubay bin Kaโb meriwayatkan bahwa ketika Nabi tengah berada di kolam Banu Ghaffar, Jibril datang kepadanya dan berkata โSesungguhnya Allah memerintahkanmu membaca Al Quran kepada umatmu dalam satu harf..โ Nabi lalu menjawab โSaya memohon perlindungan dan ampunan Allah, sesungguhnya umatku tidak mampu melakukannya.โ Kemudian Jibril mendatanginya lagi dan berkata โSesungguhnya Allah memerintahkanmu membaca Al Quran kepada umatmu dalam dua huruf.โ Nabi memberikan jawaban yang sama, kemudian datang lagi Jibril untuk ketiga kalinya dan berkata โSesungguhnya Allah memerintahkanmu membaca Al Quran kepada umatmu dalam tiga huruf.โ Nabi masih juga memberikan jawaban yang sama, kemudian datang lagi Jibril untuk keempat kalinya dan berkata โSesungguhnya Allah memerintahkanmu membaca Al Quran kepada umatmu dalam tujuh ahruf. Huruf apa saja yang mereka gunakan dalam pembacaan Al Quran, maka mereka telah membacakannya secara tepat.โ[7] Dari Ubay ibn Kaโb berkata โRasulullah SAW, bertemu dengan Jibril pada suatu tempat bernama Ahjar al-Marwa beliau berkata โHai Jibril sesungguhnya saya ini diutus kepada umat ummiyyin bacabuta huruf, di antara mereka adalah budak laki-laki, perempuan, nenek-nenek, kakek-kakek, dan orang-orang yang sama sekali tidak pernah membaca buku. Jibril menjawab, โHai Muhammad, sesungguhnya Al Quran diturunkan dalam tujuh huruf.โ Hadits riwayat Tirmidzi dan beliau berkata, โIni adalah hadits hasan sahih[8] Dari nash-nash di atas dapat kita ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut Al-Quran dengan tujuh huruf merupakan kemudahan bagi umat Islam. Dimana banyaknya orang yang masuk Islam dari berbagai golongan, usia, suku, dan bahasa mengakibatkan mereka mendapatkan kesulitan dalam membaca Al-Quran. Oleh karena itu, Rasulullah meminta keringanan dari Allah, sehingga turunlah Al-Ahruf as-Sabโah. terjadinya pembacaan dengan tujuh huruf setelah Rasulullah hijrah ke Madinah, dengan alasan sebagai berikut Disebutkan dalam beberapa riwayat adanya dua tempat. Yaitu Ahjarul Marโi dan kolam Banu Ghaffar dimana Rasulullah mendapatkan keringanan tujuh huruf, kedua tempat ini berada di Madinah. Dalam sebuah riwayat Ubay disebutkan, bahwa perselisihan terhadap bacaan surat An-Nahl itu terjadi di masjid. Seperti telah kita ketahui bersama bahwa masjid pertama kali dibangun adalah di Madinah. DR. Abd. Shabur Syahin, izin memakai bacaan Al-Quran dengan tujuh huruf terjadi sekitar tahun 9 hijriyah. dimaksud Sabโah adalah hakekat bilangan yang terletak antara bilangan enam dan delapan. membaca Al-Quran dengan tujuh huruf adalah lit Takhyir tidak wajib. Oleh karena itu, tidak ada larangan bagi yang membaca Al Quran dengan salah satu huruf seperti dalam hadits dikatakan, โDengan huruf apapun mereka baca, maka bacaan mereka adalah benar.โ[9] Interpretasi Ulama Seputar Sabโah Ahruf Sejumlah besar sarjana muslim, selama berabad-abad telah berupaya menjelaskan apa yang dimaksud dengan ungkapan sabโah ahruf dalam riwayat-riwayat tersebut. Abu Hatim Muhammad ibnu Hibban al-Busti wafat 354 H, misalnya, telah mengumpulkan 35 hingga 40 macam penjelasan tentang hal tersebut yang dapat ditemukan dalam berbagai buku. Abu Syamah wafat 665 H, sekitar 650 H, bahkan menulis sebuah buku khusus tentang berbagai penjelasan tujuh ahruf tersebut. AsSuyuti dalam Itqan juga menyebutkan bahwa penafsiran yang berkembang di kalangan sarjana muslim tentang makna tujuh huruf ini tidak kurang dari empat puluh pendapat. Namun sebagian besar penjelasan ini tidak memiliki signifikansi yang nyata, bahkan berseberangan dengan kata-kata aktual yang ada dalam berbagai hadits. Beberapa ilustrasi berikut-yang dipilih dari penjelasan-penjelasan paling populer di kalangan sarjana muslimโakan menunjukkan hal ini. sarjana muslim menjelaskan pengertian sabโah ahruf dengan Al-Abwab al-Sabโah tujuh segi, yang dengannya Al Quran turun. Ketujuh segi ini bertalian dengan perintah, larangan, janji, ancaman, perdebatan, kisah masyarakat terdahulu, dan perumpamaan. Penjelasan ini, sekalipun didasarkan pada beberapa riwayat, jelas bertabrakan dengan hadits-hadits tentang tujuh ahruf yang menyiratkan perbedaan dalam pembacaan Al-Quran sebagai kemudahan bagi kaum muslimin, lantaran ketidak mampuan mereka membacanya dalam satu huruf. Jika perbedaan di kalangan sahabat menyangkut hal-hal yang dijelaskan dalam kandungan Al-Abwab As Sabโah, maka adalah mustahil bagi Nabi untuk menjastifikasi perbedaan-perbedaan tersebut, karena berkontradiksi antara satu dengan yang lainnya; yang halal bagi suatu bacaan bisa menjadi haram bagi bacaan lain, yang diperintahkan bisa menjadi terlarang, yang muhkam bisa menjadi mutasyabih atau sebaliknya, dan seterusnya. tujuh ahruf berikutnya adalah tujuh dialek lahjah yang berbeda. Yakni dialek Quraisy, Huzhail, Tsaqif, Hawazin, Kinanah, Tamim, dan Yaman. Menurut penjelasan ini, jika ketujuh dialek tersebut berbeda dalam mengungkapkan suatu makna, maka Al Quran diturunkan dengan sejumlah lafaz yang sesuai dengan dialek-dialek tersebut. Tetapi bila tidak terdapat perbedaan, maka Al Quran hanya diturunkan dengan satu lafaz. Alan Ibnu Muhammad tanpa jasa para penulis di masa lalu, kau tak mungkin seperti sekarang... maka balas budilah dengan menulis untuk generasi setelahmu โผ Wednesday, July 25, 2012 SAB'AH AL-AHRUF, Dan, Sumber Kemunculan Qiraโah Sabโah Prolog Termasuk wacana kajian seputar ilmu Al-Qur'an yang sengit diperselisihkan adalah sebuah hadits โซู ุนูู ุณุจุนุฉ ุฃุญุฑูโฌ โซโุฃูุฒู ุงููุฑุข ูโฌAl-Qur'an diturunkan dengan tujuh hurufโ walaupun sebenarnya hadits ini jelas sahih dengan riwayat yang tergolong mutawatir, karna rawi yang meriwayatkannya mencapai 21 sahabat, bahkan sempat adanya sahadah penyaksian banyak sahabat atas kebenarannya, namun secara global hadits ini banyak menimbulkan kontrofersi mengenai murad dan keberadaannya. Riwayat dari umar bin khottob, abdulloh bin mas'ud, ubay bin ka'ab dan rawi-rawi lain menyatakan. Bahwa. para shahabat berdebat mas'alah seputar bacaan Qiraat dalam al-qur'an, sebagian berbeda dengan yang lainnya dalam membaca suatu ayat. dan masing-masing sama meyakini atas kebenaran bacaannya, akhirnya mereka meminta penjelasan kepada nabi. Nabi kemudian memerintahkan kepada masing-masing untuk membaca bacaannya, lantas beliau membenarkan semuanya tanpa terkecuali dan menyuruh mereka menetapi bacaannya walau masing-masing berbeda, sehingga ada sebagian dari mereka meragukan atas keputusan nabi. Rasulullah pun mengetahuinya Kemudian menepuk dada mereka yang ragu tadi dan berkata โaku diperintah untuk membaca al-qur'an dengan tujuh huruf โ. Dalam redaksi hadits lain yang di riwayatkan abi kuraib. Rasul bersabda.โ โซุฃู
ุฑูู ุฃู ุฃูุฑุฃู ุนูู ุณุจุนุฉโฌ โซูโฌ โซู ูุง ูโฌ โซ ูููุง ุดุง ูโฌุโซุจ ู
ู ุงูุฌูุฉโฌ โซโ โ ุฃุญุฑ ูโฌaku diperintah Allah untuk membaca Al-Qur'an โซ ู
ู ุณุจุนุฉ ุฃุจูุง ูโฌุโซูโฌ dengan tujuh huruf dari tujuh pintu surga, semuanya mengobati dan mencukupi โ. Yang di maksud tujuh huruf adalah membaca Al-Qur'an dengan al-sinah as-sab'ah tujuh lisan bahasa. Namun tetap dengan makna dan artian sama. seperti kata Ta'al dan Halumma dua lafadz sinonim yang memiliki satu arti โkemarilahโ โซู
โฌ โซุฐู ู
โฌ Contoh dalam sebuah ayat โ โซู
ูููุงโฌ โซูุข ู
โฌ โซ โ ุฃูู
ู ู
ูโฌimam 'ali Kw dan ibnu abbas ra membacanya โซุณ ุงู ู ุฐ ู
โฌ โซู
ู ู
ู ูุฆ ู
ู
ุฐโฌ โซูโฌ โซู
โฌ dengan bahasa lain โ โซู ุขู
ูููุงโฌ โซู ุงู ุฐโฌ โซ โ ุฃูู
ู ูโฌbegitu pula ayat โโซ โ ู
ุงููุธุฑูู ุฅู ุตูุญุฉโฌyang oleh abdullah โซุฐู ู
โฌ โซู
ู ู
ู
ุชุจู ู ุฐโฌ dibaca โ โซุฉโฌ โซโ ู
ุง ููุธุฑูู ุฅู ู
ุฒูู ุฉโฌ. Mengenai bahasa tujuh yang dimaksud, antar ulama' berbeda pendapat, menurut Abu Hatim Assajastani, tujuh bahasa itu ialah bahasa Quraisy, Hudzail, Tamim, Uzaid, Rabi'ah, hawazin, dan sa'ad bian abi bakar. Menurut yang lain, bahasa Quraisy, Hudzail, Tsaqif, Hawazin, Kinanah, Tamim dan Yaman dan Ada yang mengatakan bahwa tujuh itu adalah tertentu dari bahasa mudlor karna mudlor itu terdapat tujuh qabilah ya'ni Quraisy, Kinanah, Asad, Hudzail, Tamim, Dlobbah dan Qais, dengan berhujjahkan perkataan utsman dan Ali โAl-Qur'an itu diturunkan dengan bahasa Mudlorโ.yang lain mengatakan lima bahasa tertentu milik Hawazin, sedang dua lainnya menyeluruh bagi bangsa arab karna Hawazin berdekatan dengan temurunnya wahyu. Maksud dari perkataan Utsman dan Ali โal-Qur'an diturunkan dengan bahasa mudlor atau quraisโ adalah pertama kali Al-Qur'an diturunkan berupa dialek qurais, kemudian agar mudah bagi orang arab yang lain, allah memperbolehkan mereka membaca dengan bahasa masing-masing, sedangkan bagi selain orang arab lebih utama membaca dengan dialek qurais karna keutamaannya, juga bagi mereka yang ingin menghafal Al-Qur'an, maka dia harus dengan qurais sebagaiman pesan Ali pada ibnu mas'ud โajarilah manusia dengan bahasa quraisyโ karna bagi selain arab ajam semua dialek arab itu sama-sama sulit maka harus dipilih satu saja, namun yang lebih utama adalah bahasa nabi muhammad, dan untuk membaca yang lain juga diperbolehkan selagi tidak bertentangan dengan mushaf utsmani, sedang bagi orang arab yang kerepotan membaca dengan bahasa qurais maka ia tidak dipaksa untuk membaca dengan bahasa qurais ia diperbolehkan membaca dengan bahasanya bila tercakup dalam tujuh yang dimaksud. Sedang yang dimaksud dengan tujuh pintu surga adalah ma'na yang ada dalam al-qur'an yang berupa amar, nahi, targhib, tathib, qosos, jadal dan mitsal yang pabila dikerjakan maka pelakunya dijanjikan masuk surga. Pendapat ini tidak bertentangan dengan pendapat ulama' mutaqaddimin. Yang dimaksud dengan potongan hadits โซูโฌ โซู ูุง ูโฌ โซ โ โูููุง ุดุง ูโฌsemuanya dari yang tujuh bisa mengobati dan mencukupiโ adalah sama dengan sebuah penjelasan dalam surat yunus ayat 57 โ โซู
ุง ุฐููโฌ โซุด ู
โฌ โซูู
ุฐโฌ โซูุงุกุก ู ุฐ ู
โฌ โซุฏูุฑโฌ โซุต ูโฌ โซ โุงู ุตโฌAl-Qur'an sebagai obat bagi orang mu`min dari setiap penyakit yang timbul dihati, berupa keraguan dari syetan. Dan sekaligus sudah mencukupi, dengan ayat yang masuk katagori mauidhoh dari salah satu huruf yang tujuh. Kitab yang turun kepada ummat terdahulu hanya berupa satu bab dan di baca Cuma dengan satu huruf saja, Zabur milik nabi Daud Cuma berisikan tadzkir dan mauidzoh, Injilnya nabi Isa berisikan tamjid, mahamid, haddlu 'ala al-shafhi dan I'rodl, yang jika dibaca tidak dengan bahasa yang diturunkan, maka dikatakan tarjamah atau tafsir, sedangkan Al-Qur'an turun dengan tujuh ma'ani dan bisa dibaca dengan tujuh bahasa, boleh dan mencukupi dengan membaca salah satunya, inilah diantarea keistimewaan dari ummat Muhammad. Tujuh huruf itu mempunyai derajat dalam perbedaannya, ada yang berbeda dalam cara baca dan qiro'ahnya berupa qosr, mad dan lain sebagainya, namun tidak berbeda dalam bentuk tulisannya, sebagian yang lain berbeda dalam bentuk tulisannya, namun sedikit sekali yang seperti ini. Namun menurut Ibnu al-jazari ulama kemuka dalam bidang tajwid berkomentar bahwa perbedaan dalam masalah idzhar, idghom, raum, isymam, tafkhim, tarqiq, mad, qasr, imalah, tahqiq, tashil, ibdal dan naql bukanlah perbedaan dalam lafadz dan ma'na akan tetapi sifat yang berbeda dalam penyampaiannya ada' saja yang tidak sampai keluar dari satu huruf yang telah disepakati, seperti membaca imalah dalam lafadz โmusaโ dan beberapa lafadz lain atau bahkan semua lafadz yang berakhiran alif maqsuroh. Perbedaan cara baca itu tidaklah sampai merusak arti Al-Qur'an, perbedaan itu hanya mengenai dialek yang masih menjadi kebiasaan yang sukar diubah oleh beberapa qabilah arab, hal ini terjadi tatkala setelah banyak qabilah arab yang berlainan lahjah memeluk islam, tujuannya jelas untuk memberikan keringanan pada ummat dan โTashilโ memberikan kemudahan kepada qabilah selain quraisy dalam membaca Al-Qur'an, kitab suci agama mereka, Sahabat Abdullah mengatakan. Saya mendengar suatu bacaan kemudian aku temukan Mutaqoribain kesamaan satu sama lain. Maka bacalah sebagaimana yang kalian ketahui, jangan terlalu ketat dan keras. karna hal itu seperti perkataan kalian Halumma, aqbil dan ta'al yang berarti โkemarilahโ. Dalam jumlah bahasa bacaannya Para sahabat mempunyai fariasi yang berbeda. Imam mujahid membaca dengan lima bacaan, Sa'id bin Jubair dengan dua huruf dan yazid bin walid dengan tiga bahasa. Suatu ketika sahabat anas membaca sebuah ayat dalam surat al-Muzammil โ โซุงู ูุงุดุฆุฉ ุงูููู ูู ุงุดุฏโฌ โซ โ ูุทุฃ ูุฃุตูุจ ูููโฌlalu sahabat yang lain ada yang menegor โ โซ โ ูุฃููู
โฌlantas anas berkata โ , โซูุฃููู
โฌ โซ ุฃููุฃโฌ, โซ โ ุฃุตูุจโฌadalah sama. Hadits Mengenai Sab'ah Ahruf Diriwayatkan dari ubay bin ka'ab bahwa ketika rasul diperintah untuk membaca dengan Cuma satu huruf, rasul masih mengajukan banding pada jibril โaku mohon ampunan dan perlindungan allah, sesungguhnya ummatku tak akan sanggupโ kemudian jibril pun berlalu hal itu terulang sampai empat kali, akhirnya Jibril datang dengan membawa titah โsesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk membacakan Al-Qur'an kepada ummatmu dengan tujuh huruf, dari huruf yang mana saja ia membaca maka ia telah benarโ. Sebab mengapa Nabi berhenti untuk meminta, setelah jumlah bacaan mencapai tujuh, karna mungkin baliau tahu bahwa ummatnya berbeda dalam tujuh bahasa ini, maka rasul tidak meminta lebih dari itu 7 dalam membaca Al-Qur'an. Dalam sebuah redaksi suatu ketika Nabi didatangi oleh jibril di hajar al-mira' nabi bersabda โaku diutus kepada ummat yang ummy mereka ada yang budak, pelayan, orang tua yang harus bekerja demi keluarganya, yang tua bangka dan orang yang sama sekali tidak pernah membaca kitabโ lantas jibril berkata โbacalah Al-Qur'an dengan tujuh hurufโ. Rasululah juga bersabda โBacalah apa yang paling mudah dari yang tujuh huruf โ sedemikian besar syafaqoh beliau terhadap ummatnya. Dengan memintakan rekomendasi kepada tuhan agar beban ummatnya diberikan keringanan dalam melafadzkan kalam-kalam ilahi tidak dengan satu huruf melainkan dengan tujuh huruf. Diceritakan oleh Muhammad bahwa malaikat jibril dan mikail mendatangi nabi Muhammad Saw. kemudian jibril berkata โbacalah al-qur'an dengan dua hurufโ mikail berseru โtambahlahโ โbacalah alqur'an dengan tiga hurufโ begitu seterusnya sampai tujuh huruf . Muhammad rawi mengomentari โjangan berbeda dalam masalah halal, haram dan amar, nahinyaโ. Rasululah bersabda kepada Umar โwahai umar al-qur'an itu yang tujuh semuanya benar selagi tidak kau jadikan ayat rahmat menjadi ayat azhab dan sebaliknya ayat azhab kau baca sebagai ayat rahmatโ Ibnu syihab mengatakan โtelah sampai padaku bahwa tujuh huruf itu tetap dalam satu perintah amar tidak berbeda dalam segi halal dan haramnyaโ. Riwayat dari ibnu mas'ud menyatakan bahwa rasul bersabda โal-qur'an di turunkan dengan tujuh huruf, setiap huruf mempunyai Dhahir yang jelas / nampak dan bathin yang samar.dan setiap huruf ada had batasan nya dan setiap had ada tandanyaโ. Rasululah bersabda โragu-ragu dalam al-qur'an adalah kufurโ -beliau mengulanginya tiga kali- apa yang kalian ketahui, lakukanlah! bacalah dan apa yang tidak kalian ketahui, maka bertanyalah pada orang yang mengetahuinyaโ. Dalam hadits lain โBarang siapa kufur terhadap satu huruf atau satu ayat dalam Al-Qur'an maka ia telah kufur pada semuanyaโ. Dalam redaksinya Umar ra menyatakan bahwa pertemuan jibril dengan Muhammad terjadi di ahjar almira' sedang dari ubai bin ka'ab terjadi di 'adho`ah bani ghifar perbedaan ini bisa saja terjadi karna memang ayat dan kronologinya juga berbeda. ayat yang diseterukan oleh umar dengan sahabat lain adalah ayat dalam surat furqon sedang yang diperselisihkan oleh ubay ada pada surat an-nahl. Dari semua redaksi hadits seakan mengumpulkan bahwa asal mulanya tujuh huruf itu berfariasi, ada yang murni permintaan nabi dengan sedikit bernegoisasi terlebih dahulu kepada jibril, ada yang melalui perantara mika'il dan ada pula yang menyebutkan bahwa tujuh huruf itu perintah mutlak tanpa melalui suatu proses apapun dari jibril. Tujuh huruf dengan beberapa ta'wilannya Sebagian dari ummat salaf mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tujuh huruf di sana adalah sab'ah awjah, tujuh macam model penyampaian yang ada dalam al-qur'an yang berupa Amar, nahi, wa'ad, Wa'id, jadal, qosos, mitsal. Namun bila dita'wil sedemikian, maka akan terjadi kontrofersi hukum dalam al-qur'an, maka hukum akan tergantung bagaimana orang membacanya, orang yang membaca suatu ayat dengan teks fardlu, maka ia terkena khitob wajib untuk melaksanakannya, orang yang membaca dengan bentuk tahrim, maka ia pun diharam melakukan apa yang ia baca, begitu pula bagi orang yang membacanya dalam konteks takhyir, maka ia diperkenankan untuk memilih, boleh melaksanakan boleh tidak. Bagaimana hal ini bisa terjadi, padahal Allah swt telah menafikan kontrofersi dalam ayat al-qur'an dengan firmannya dalam surat annisa' 82, โ maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-qurโan ? kalau kiranya Al-Qurโan itu bukan dari sisi Allah tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyakโ lagi pula, kalau toh para sahabat kala itu berbeda dalam ma'ani al-qur'an bukannya lafadz, maka mustahil rasul membenarkannya, bahkan sampai menyuruh mereka menetapi bacaannya masing-masing, padahal nabi tidak mungkin memberikan sebuah keputusan atas suatu masalah dalam satu waktu dengan dua keputusan sekaligus dan beliau juga melarang hal itu pada ummatnya. Sudah dimaklumi bahwa perdebatan antar sahabat bukanlah dalam segi tahlil penghalalan, tahrim, wa'ad, wa'id, dan sesamanya karna hal itu mustahil akan dibenarkan oleh rasul. dan lagi, para sahabat antara satu sama lain tidak ada yang mengingkari bahwa Allah berhak memerintah, melarang, menjanjikan hambanya yang taat, mengancam yang berbuat maksiat menurut kehendaknya, memberi mau'idhah pada nabinya dan memberikan perumpamaan-perumpamaan untuk hambanya. Mungkinkah mereka bersengketa dalam mas'alah tadi yang jelas-jelas mereka tidak berani menggugat hak otoritas tuhan yang maha berkehendak ? Masih mungkinkah mereka berbeda dalam membaca ma'ani al-qur'an ?..jelas imposible. Ada yang menakwili bahwa tujuh huruf itu adalah, ada tujuh bahasa yang terdapat dalam Al-Qur'an yakni tujuh ibarat dari bahasa-bahasa yang berbeda dari qabilah arab, namun yang mendominan adalah berupa dialek Qurais. Menurut Ibnu Atiyyah โmaksud dari hadits โ'ala sab'ati ahrufโ bahwa didalam Al-Qur'an terdapat tujuh ibarat dari bahasa tujuh qabilah arab, kadang Al-Qur'an menggunakan satu ibarat dari bahasa quraisy, dalam redaksi lain dengan bahasa hudzail, meninjau mana yang lebih fasih dan lebih I'jaz satu sama lain, seperti cerita salah seorang sahabat yang tidak mengetahui arti dari lafadz โfataraโ dan setelah beliau melihat persengketaan orang 'arabi yang berebut air di sebuah sumur, salah satunya berkata โAna Fathartuhaโ yakni โAna Ibtada'tuhaโ dari sini sahabat itu mengetahui makna fathara yang ternyata bermakna ibtada'a yang memulai pertama kali. Pendapat ini jelas membuahkan kerancuan idiologi, yakni tidak bisa menselaraskan ide tersebut dengan persengketaan sahabat yang kemudian masing-masing dibenarkan oleh nabi. Karna mereka tidak mungkin bersengketa kalau yang dibaca adalah ayat dan surat yang berbeda dan lebih mustahil lagi masalah pembenaran yang dilakukan oleh nabi. Antara Qiro'ah Sab'ah Dan Sab'atu Ahruf Sebagian ulama' mengatakan bahwa tujuh huruf itu masih ada dan tetap eksis sampai sekarang yang kini popular dengan sebutan Qiroah Sab'ah. Inipun juga tidak berdasar kalau tujuh huruf itu di artikan sedemikian, lalu bagaimana dengan qiro'ah asyroh yang tetap boleh dibaca, sekalipun bukan tawatur apakah itu bukan Al-Qur'an? Timbulnya qira'ah sab'ah adalah setelah masa tersebarnya mushaf yang di sebarkan oleh sayyidina utsman ra di berbagai pusat Negara islam, jadi bukan bermula pada masa hidupnya nabi, melaikan pada abad pertama dan tersiar setelah abad kedua. Tersebutlah tujuh orang imam yang masyhur ahli qira'ah yang dikemudian hari terkenal dengan qiro'ah assab'ah, karena masing-masing teliti dalam meriwayatkan qiro'ah yang bermuara dari nabi Muhammad dan sesungguhnya masih ada tiga lagi imam yang lebih dikenal dengan qiraah asyrah sekalipun riwayat mereka tidak mencapai derajah mutawatir namun bacaan mereka tetaplah di akui berbeda dengan qiroah asyara yang dikenal dengan qiroah syadznya, oleh sebab itu adanya qiro'ah sab'ah itu tidak ada sangkut pautnya dengan hadits nabi mengenai tujuh huruf dalam Al-Qur'an, melainkan memiliki dasar tersendiri. Sayyidina utsman ra tidaklah melakukan penyatuan yang nyata dalam menulis mushafnya, namun beliau masih menyisakan bacaan yang berbeda dalam segi qira'ah dan ada` yang merupakan bagian dari salah satu tujuh huruf yang dimiliki Al-Qur'an, karna memang tulisannya tidak berbeda dan cocok dengan khot mushaf utsmani yang disepakati oleh sahabat. Jadi yang dihapus itu bukan secara mutlak. tapi secara global, dengan artian yang menyalahi huruf quraisy dan tidak bisa dita'wil saja. Tanpa memandang apakah penghapusan itu terjadi pada masa rasul atau setelahnya Penulisan mushaf utsmani yang ketika itu dengan khot kufi, tanpa titik dan harakah adalah untuk mengakomodasi terhadap sab'atu ahruf, agar huruf yang berbeda dengan dialek quraisy dalam segi titik dan harakah namun bentuk tulisannya sama, bisa dicakup, seperti lafadz โซ ููุดุฒูุงโฌyang dibaca โซ ููุณุฒูุงโฌ, sedangkan yang berbeda hurufnya seperti lafadz โซ ููุตูโฌdengan โซ ูุฃ ูุตูโฌmaka ditulis dalam mushaf lain, Seperti lafadz " โซ " ุจุงูุฒุจุฑ ูุจุงููุชุงุจโฌdengan tambahan ba' dalam mushaf yang dikirimkan ke kota Syam, dan lafadz " โซ " ุชุฌุฑู ู
ู ุชุญุชูุง ุงูููุงุฑโฌdengan tambahan huruf โซ ู
ูโฌdimusahaf al-makki. Oleh karena itu syarat untuk bacaan shahih diharuskan sesuai dengan salah satu dari tujuh mushaf yang ditulis oleh sayyidina utsman tersebut dan bagi yang menyalahi maka dikatakan syadz karma menyalahi tulisan yang sudah mujma' 'alaih disepakati. Imam makki bin abi thalib mengatakan bahwa qira'at yang kini masyhur dibaca dan disahkan riwayatnya dari para imam itu adalah sebagian dari tujuh macam huruf yang sesuai dengan huruf ketika Al-Qur'an diturunkan, namun bukan berarti yang dimaksud tujuh huruf adalah tujuh qiraah ini melainkan sebagian / diantaranya. Penghapusan Kadang ada yang masih terasa janggal dipikiran kita, seperti apa contoh dari tujuh bahasa itu, kenapa yang tersebar Cuma satu, kemudian yang enam kemana, apakah di hapus lantas tidak diberlakukan lagi ? atau malah terlupakan, terus apakah ummat ini telah menyia-nyiakan sesuatu yang seharusnya dijaga ? what happen ? Sebenarnya perihal ini pun masih khilaf yang pertama menyatakan tidak dihapus, pun pula ummat ini tidak masuk dalam katagori menyianyiakan Al-Qur'an yang seharusnya dijaga. Memang benar ummat ini diperintah untuk menjaga Al-Qur'an, Hanya saja mereka diberikan pilihan salah satu hurufnya saja, seperti halnya seorang yang melanggar janji, maka ia diberikan pilihan satu dari tiga sangsi antara membebaskan budak, puasa atau memberikan makanan, begitu pula dalam masalah ini, dengan menjaga satu saja maka sudah cukup, lagi pula bahasa qurais adalah yang asli. Menurut Abu bakar bin 'arabi โ semua bahasa dan qira'ah gugur kecuali apa yang tertulis dalam mushaf utsmani atas kesepakatan para sahabat sedang izin untuk membaca yang lain sebelum itu telah habisโ. Qurthubi dengan dukungan nawawi dan thabari menyatakan bahwa โkelonggaran dengan membaca tujuh huruf adalah disebabkan lemahnya mereka untuk memaham dan membaca Al-Qur'an dengan bahasa lain karna mereka adalah komunitas ummy jarang sekali ada yang bisa tulis menulis, sehingga sulit bagi mereka untuk mempelajari bahasa asing maka mereka diberikan rekomendasi untuk membaca Al-Qur'an dengan bahasa yang berbeda namun tetap dengan artian yang sama dan tentunya atas didikan dan tuntunan rasul, setelah banyak dari mereka menguasai bahasa quraisy maka mereka tidak lagi diperkenankan membaca dengan bahasa yang berbedaโ. Ketika sayyidina utsman ra mengerahkan prajurit syam dan irak untuk memerangi penduduk Armenia dan adzribaijan, datang sahabat hudzaifah bin tsabit menghadap beliau dan menghabarkan bahwa pasukan muslimin berselisih mengenai bacaan Al-Qur'an, untuk itu dia menganjurkan agar kholifah mengirimkan mushaf yang pernah ditulis pada masa abu bakar ke berbagai kota yang berselisih untuk disatukan disamakan bacaannya, supaya nantinya tidak sama dengan kaum yahudi yang yang berselisih dalam urusan kitab mereka. โapabila kalian berselisih tentang suatu bacaan maka hendaklah kalian tulis dengan dialek quraisy, karna Al-Qur'an diturunkan dengan bahasa quraisyโ begitulah pesan utsman kepada juru salin mushaf, kemudian mushaf-mushaf itu di sebarkan ke kota makkah, basrah, kufah, syam dan satu beliau simpan sendiri di madinah dan disebagian riwayat disebutkan tujuh salinan, dua lainnya ke yaman dan Bahrain. Pada waktu itu beliau memerintahkan agar naskah Al-Qur'an yang sebelumnya dibakar agar menyatu pada satu mushaf yang asal, sebelum diberikan rekomendasi membaca dengan berbagai macam dialek yang berbeda, yaitu Al-Qur'an dengan dialek quraisy yang dulunya tersimpan rapi dirumah hafshah. sekaligus untuk meredam perselisihan antara ummat islam dalam membaca ayat Al-Qur'an. Dari sini sebagian ulama mengatakan bahwa enam huruf selain dialek quraisy itu kini telah dinusakh dengan sendirinya setelah hilangnya masyaqqah yang ada, karna rukhsoh, ketika sababnya telah sirna, maka kembali pada hukum asal, yaitu bacalah Al-Qur'an dengan satu huruf, bahasa quraisy tempat nabi diutus dan Al-Qur'an diturunkan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits nabi โqurasy afshahu lisananโ bahasa quraisy adalah yang terfasih bahasanya. Ulama' yang mengatakan terhapusnya huruf yang enam pun masih berselisih apakah penghapusan terjadi pada masa nabi atau setelahnya namun kebanyakan lebih condong bahwa penghapusan itu terjadi pada masa rasul. Tujuh bahasa itu selesai dan habis masa berlakunya ketika pengumpulan mushaf pada satu huruf dilakukan demi menghilangkan persengketaan, karna pertama kali Al-Qur'an diturunkan dengan bahasa quraisy, kemudian diperbolehkan bagi orang arab yang mana Al-Qur'an diturunkan kepada mereka dan sekaligus mereka sebagai sasaran khitab ketika itu, untuk membaca dengan bahasa mereka masing masing yang telah menjadi perkataan sehari-hari walaupun berbeda dalam lafadz dan I'rabnya, dan tidak ada paksaan bagi mereka untuk membaca dengan bahasa lain, Karena hal itu menyulitkan bagi mereka, kemudian rasul wafat sedang setiap sahabat memegang bacaan yang telah diajarkan oleh beliau walaupun berbeda dengan sahabat yang lain hal inilah yang kemudian menyebabkan persengketaan antar sahabat yang tidak mengetahui akan adanya tujuh bahasa yang diinformasikan oleh nabi, karna disibukkan dengan peperangan. โUnzilul qur'an 'ala sab'ati ahrufโ al-Qur'an diturunkan dengan tujuh huruf, begitulah sabda nabi menyikapi berdebatan para sahabatnya yang berselisih dalam perbedaan bacaan ayat, namun ketika mereka kembali berselisih karna adanya tujuh huruf ini, maka para pemuka shahabat kala itu sepakat untuk mengembalikannya pada satu huruf dan mengumpulkannya dalam mushaf yang sampai kini terkenal dengan sebutan mushaf utsmani. Itulah Al-Qur'an yang sering dikoreksi oleh malaikat jibril sekali dalam setahunnya tiap bulan ramadlan dan dua kali untuk yang terakhir kali. Wallahu a'lam. Alan Ibnu Muhammad at 636 AM Share No comments Post a Comment โบ Home View web version Powered by Blogger MAKNA โAL-QURโAN TURUN DALAM TUJUH HURUFโ Bagian-2 Selasa, 01 Nopember 11 Pendapat yang paling kuat di antara pendapat-pendapat itu semua adalah pendapat pertama, dan bahwasanya yang dimaksud dengan tujuh huruf adalah tujuh bahasa dialek dari bahasa-bahasa โซู
โฌ โซุฌ ูโฌ โซ ุฃ ู
ููุจ ุฐ ูโฌdan โซุณุฑุฐุน ูโฌ Arab dalam satu makna. Seperti kata โซูโฌ โซุน ู
ุฌโฌ,โซู
โฌ โซ ุฃ ูโฌyang lafazh-lafazh tersebut โซูู
ู ู ูโฌ,โซ ุช ู
ู
ุนุงูโฌ,โซูโฌ sekalipun berbeda namun maknanya adalah sama yaitu kemari. Dan yang berpendapat dengan pendapat ini adalah, Sufyan bin Uyainah, Ibnu Jarir, Ibnu Wahb dan yang lainnya. Dan Ibnu Abdil Barr menyandarkan pendapat ini kepda kebanyakan ulama. Dan yang menunjukkan hal ini adalah hadits Abi Bakrah radhiyallahu 'anhu โซู
ู ู
โฌ โซูุง ู
โฌ โซูุงุฐุฆู ูโฌ โซูุง ู
โฌ โซู ู
ูุง ู
โฌ โซุฑู ูโฌ โซุฉโฌ โซุณุช ู
ุฒุฐุฏ ูู ู ู ู
โฌ โซูู
ู
โฌ.โซูโฌ โซ ูุง ู
ุญู
ุฏ ุงููู
ุฑุฃ ุงู ู ูโฌโซูโฌ โซุณุจ ูุนู
ู
โฌ โซู ุฐโฌ โซู ู
โฌ โซ ุน ู
ู
ูู ู
โฌโซูโฌ โซุญูุฑ ูโฌ โซู ุน ู
ู
ูู ู
โฌ โซููุฑุข ู
โฌ โซุญูุชู ุจ ู
ู ู
ุบู
ุณุชุฉ ุฃู ู
โฌ โซูุง ูโฌ โซุฃู ุฐโฌ โซุฌุจ ู ุฐโฌ โซุญูุฑูู
ู ู ุฐโฌ โซู
โฌ โซู ู
โฌ โซุญูู
ูู
ููู ุฐ ู
โฌ โซู ูู
ุฃ ู
ููุจ ุฐ ูโฌ โซู ุช ู
ู
ุนุง ู
โฌ โซูุง ู
โฌ โซู
ุฉู ุจ ุฐุนู
ู
โฌ โซุฉ ุนู
ู
โฌ โซ ู ูู ุตู
ูุง ู
โฌโซูโฌ โซุจโฌ โซู ูู
ู
โฌ โซู
ุชู
ูโฌ โซู
ุฉู ุฃ ู
ูู ุขู ู
ู
โฌ โซู
ุขู ู
ู
โฌ โซู
ู
ูุงุฐ ููู
ูโฌ โซุจ ูู
ูโฌ โซุฉ ู
ุฑ ูโฌ โซุจ ุจ ุฐู
ุฑ ูโฌ โซูุง ูโฌ โซุดุง ูโฌ โซุญูุฑ ูโฌ โซุฃ ูโฌ โซู ูู
ูู
ู ู ูโฌ โซุญ ู
โฌ โซุญ ู
โฌ โซุฎุช ุฐ ูโฌ โซู
ุง ู ู
ูโฌ โซู ู
โฌ โซุฐุง ูโฌ โซุฐุง ูโฌ โซู
โฌ โซุฌ ูโฌ โซูโฌ โซุณุฑุฐุน ู ูู
ุน ู ุฌโฌ โซูู
ุฃ ูโฌ Sesungguhnya Jibril 'alaihissalam berkataโWahai Muhammad, bacalah al-Qurโan dalam satu huruf.โ โ Maka Mikail 'alaihissalam berkataโMintalah tambahan huruf.โ Maka Jibril 'alaihissalam berkataโDalam dua huruf.โ Dan Jibril 'alaihissalam terus menerus menambahkannya sampai dalam enam atau tujuh huruf. Lalu ia mengatakanโSemuanya adalah obat penawar yang memadai, selama ayat adzab ayat yang menceritakan tentang siksa tidak ditutup dengan ayat rahmat ayat yang menceritakan tentang rahmat/kasih sayang dan ayat rahmat tidak ditutup dengan ayat adzab. Seperti โซู
โฌ โซุฌ ูโฌ โซ ุฃ ู
ููุจ ุฐ ูโฌ, โซูโฌ โซุช ู
ู
ุนุง ู
โฌucapanmu HR Imam Ahmad no. 21055 โโซูโฌ โซ ุน ู ุฌโฌdan , โซุณุฑุฐุน ูโฌ โซ ุงุฐ ููู
ูโฌ,โซูโฌ โซุฃ ูโฌ,โซุจโฌ Imam Ibnu Abdil Barr rahimahullah berkataโRasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan lafazh-lafazh tersebut hanyalah untuk memberikan contoh terhadap huruf-huruh dialek yang dengannya al-Qurโan diturunkan, dan bahwasanya ia adalah makna-makna yang sama pemahamannya, dan beda pengucapannya. Dan tidak ada satupun di dalamnya makna yang saling bertentangan, dan tidak ada sisi makna yang kotradiksi dan menafikkan makna sisi yang lain, seperti kata rahmat yang berlawanan dengan adzab.โ Dan pendapat ini dikuatkan oleh hadits yang banyak, di antaranya โซุช ุนูู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
โฌ โซ ููุฏ ูุฑุฃ ูโฌโซ ููุงูโฌุโซูุฑุฃ ุฑุฌู ุนูุฏ ุนู
ุฑ ุจู ุงูุฎุทุงุจ ุฑุถู ุงููู ุนูู ูุบููุฑ ุนูููโฌ โซ ุฃูู
ุชูุฑุฆูู ุขูุฉ ูุฐุง ููุฐุงุ ูุงูโฌุโซ ูุง ุฑุณูู ุงูููโฌโซ ููุงูโฌุโซ ูุงุฎุชุตู
ุง ุนูุฏ ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
โฌโซ ูุงูโฌ.โซูโฌ โซููู
ูุบุฌูุฑ ุนู ูโฌ โซุจ ุตุฏุฑู ููุงูโฌ โซ ูุถุฑ ู
โฌโซ ูุงูโฌุโซ ูุนุฑู ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
ุฐูู ูู ูุฌููโฌุโซ ูููุน ูู ุตุฏุฑ ุนู
ู
ุฑ ุดูุกโฌโซุจูู! ูุงูโฌ โซ ู
ุง ูู
ุชุฌุน ูโฌุโซ ุฅู ุงููุฑุขู ูููู ุตูุงุจโฌุโซ ูุง ุนู
ูุฑโฌโซ ุซู
ูุงูโฌ-โซูุงููุง ุซูุฉุซุงโฌ- โซุงุจุนู
ุฏ ู ุดูุทุงุฉูุงโฌ. โซุฉโฌ โซุฉ ุนุฐุงุฉุจุง ุฃู ุนุฐุงุจุง ุฑุญู
ุฉโฌ โซู ุฑุญู
ุฉโฌ Ada seorang laki-laki yang membaca al-Qurโan di sisi Umar bin al-Khaththab radhiyallahu 'anhu, lalu โ hal itu membuat Umar marah, lalu orang itu berkataโAku telah membacanya di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, namun beliau tidak memarahiku.โ Perawi hadits berkataโLalu keduanya berselisih pendapat di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.โ Maka orang itu berkataโWahai Rasulullah bukankah anda membacakan kepadaku ayat ini dan ini?โ Beliau bersabdaโYa benarโ Perawi berkataโMaka dalam diri Umar radhiyallahu 'anhu ada sesuatu yang mengganjal ketika mendengar jawaban Nabi, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengetahui hal itu dari wajahnya. Lalu beliau menepuk dada Umar dan bersabdaโJauhilah setanโ Beliau mengulanginya tiga kali. Kemudian beliau juga berkataโWahai Umar, Al-Qurโan itu seluruhnya adalah benar, selama ayat rahmat tidak dijadikan ayat adzab, dan ayat adzab tidak dijadikan rahmat.โ Tafsir ath-Thabari Dari Busr bin Saโid radhiyallahu 'anhu โซููุชูุง ู
ู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนูููโฌ โซ ุชู ูโฌโซ ููุงู ูุฐุงโฌุโซ ุฃู ุฑุฌููู ุงุฎุชููุง ูู ุขูุฉ ู
ู ุงููุฑุขูโฌโซุฌููู
ุงููุตุงุฑู ุฃุฎุจุฑูโฌ โซุฃู ุฃุจุง ูโฌ โซ ูุณุฃู ุฑุณู ู
โฌุโซููุชูุง ู
ู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
โฌ ุโซู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
ุนููุงโฌ โซ ุชู ูโฌโซ ููุงู ุงูุฎุฑโฌ.โซูุณูู
โฌ โซู
ุฑุงุก ูููโฌ โซู ุงู ุฐโฌ โซ ูุฅ ู
โฌุโซู
ุงู
ุฑููุง ูู ุงููุฑุขูโฌ โซ ุฅ ูโฌโซููุงู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
โฌ โซ ูู ุช ู
โฌุโซู ุงููุฑุขู ุฃูุฒู ุนูู ุณุจุนุฉ ุฃุญุฑูโฌ 1 โซููุกุฑโฌ Abu Juhaim al-Anshari telah mengabarkan kepadaku, bahwa ada dua orang laki-laki berselisih โ mengenai satu ayat di dalam Al Qur'an. Salah satu dari keduanya berkata"Sesungguhya saya telah menerima langsung dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Sedangkan yang lain berkata"Saya juga menerimanya langsung dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Lalu keduanya menanyakan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau pun bersabda"Sesungguhnya Al-Qur`an itu diturunkan dengan tujuh huruf, maka janganlah Al-Qur'an itu diperdebatkan dan diperselisihan. Karena perdebatan mengenai ayat Al-Qur'an itu merupakan kekufuran." HR. Ahmad dalam alMusnad, Ath-Thabari dalam Tafsirnya โซู ุฃู
ู
โฌ Dari al-Aโmasy rahimahullah, ia berkataโAnas radhiyallahu 'anhu membaca ayat โซุดุฏ ุตโฌ โซุดุฆ ู
ู
โฌ โซู ู
ูุง ุฐโฌ โซุฅุฐ ูโฌ โซู ูุฐ ู
โฌ โซุฉ ุงูู ูู ู ุฐโฌ โซู
โฌ โซุจ ุฐูููุฉโฌ โซูโฌ โซุตู ู
ูโฌ โซ ูู
ุทุฉุฆุง ูู
ุฃ ูโฌQS. Al-Muzamil 6 Maka sebagian orang berkata kepadanyaโWahai Abu Hamzah โซู
โฌ โซู
โฌ โซู
โฌ โซู
โฌ โซู
โฌ Anas, kalimat itu ialah โซู
โฌ โซุตู ู
ูโฌ โซุตู ู
ูโฌ โซ ุฃูููู
ูโฌbukan โซุจโฌ โซ ุฃ ูโฌ. Maka beliau pun berkataโโซุจโฌ โซ ุฃ ูโฌ,โซูู
โฌ โซ ุฃูู ู
โฌdan โซ ุฃููู
ูุฃโฌmaknanya sama.โ HR. Imam ath-Thabari Dan dari Muhammad bin Sirin rahimahullah berkata โซ ููุงู ููโฌ.โซ ุงูุฑุฅ ุงููุฑุขู ุนูู ุญุฑูููโฌโซููุจุฆุช ุฃู ุฌุจุฑุงุฆูู ูู
ููุงุฆูู ุฃุชูุง ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
ููุงู ูู ุฌุจุฑุงุฆููโฌ โซ ูุงูโฌุโซ ุญุชู ุจูุบ ุณุจุนุฉ ุฃุญุฑูโฌโซ ูุงูโฌ.โซ ุงุณุชุฒุฏูโฌโซ ููุงู ูู ู
ููุงุฆููโฌ.โซ ุงูุฑุฅ ุงููุฑุขู ุนูู ุซูุซุฉ ุฃุญุฑูโฌโซ ููุงูโฌ.โซ ุงุณุชุฒุฏูโฌโซู
ููุงุฆููโฌ โซู ู
โฌ โซุช ุฐุฅูโฌ โซู ุชุฎุชู ูโฌ โซู
ุญู
ุฏโฌ โซ ููู ูุฑุงุกุชูุง } ุฅ ุฐ ูโฌโซ ูุงูโฌุโซ ุชุนุงู ูููู
ูุฃูุจูโฌโซูู ูููููโฌุโซุฑ ูู ูููโฌ โซูุงู ู
ูโฌ โซ ูู ุฃู
ูโฌุโซู ูู ุญูู ูู ุญุฑุงู
โฌ โซ ูู ูุฑุงุกุฉ ุงุจู ู
ุณุนูุฏ ุฅู ูุงูุช ุฅู ุฒููุฉ ูุงุญุฏุฉโฌุ[53 ุ29 โซุญุฏ ู
ุฉ ุฉ { ]ุณูุฑุฉ ูุณโฌ โซุฉ ู
ูุง ุฐโฌ โซุญ ุฉโฌ โซุตู ู ู
โฌ โซู
โฌ Aku diberitahukan bahwa Malaikat Jibril dan Mikail 'alaihimassalam menemui Nabi shallallahu 'alaihi โ wasallam, lalu Jibril 'alaihissalam berkataโBacalah al-Qurโan dengan dua huruf.โ Maka Mikail 'alaihissalam berkata kepada beliauโMintalah tambahโ Maka Jibril 'alaihissalam berkataโBacalah alQurโan dengan tiga hurufโ Lalu Mikail 'alaihissalam brrkata lagiโMintalah tambahโ Perawi berkataโHingga sampai tujuh hurufโ Muhammad bin Sirin rahimahullah berkataโHuruf-huruf bacaanbacaan tersebut tidak berbeda dalam masalah halal haram, dan tidak pula dalam masalah perintah dan larangan. Namun ia hanya seperti perkataanmuโTaโaal, Halumma, dan Aqbil. Dan seperti dalam qiraโah kita โซู ู
โฌ { โซุญุฏ ู
ุฉ ุฉโฌ โซุฉ ู
ูุง ุฐโฌ โซุญ ุฉโฌ โซุตู ู ู
โฌ โซ[ } ุฅ ุฐ ูโฌ53 ุ29 โซ]ุณูุฑุฉ ูุณโฌ โซูุงู ู
ูโฌ โซุช ุฐุฅู ู
โฌ Dan dalam qiraโahIbnu Masโud radhiyallahu 'anhu โซุฅู ูุงูุช ุฅู ุฒููุฉ ูุงุญุฏุฉโฌ Diriwayatkan oleh Imam ath-Thabari dalam Tafsirnya Pendapat yang kedua yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan tujuh huruf adalah tujuh bahasa dialek dari bahasa-bahasa dialek Arab yang dengannya al-Qurโan diturunkan, yang artinya bahwa secara keseluruhan kalimat-kalimat al-Qurโan tidak keluar dari ketujuh huruf tersebut dan ketujuh huruf tersebut terkumpul dalam al-Qurโan. Pendapat ini dijawab bahwa bahasa Arab lebih dari tujuh. Dan bahwasanya Umar radhiyallahu 'anhu dan Hisyam bin Hakim keduanya adalah orang Quraisy, satu kabilah, namun keduanya berbeda dalam bacaan mereka. Dan mustahil kalau Umar radhiyallahu 'anhu mengingkari bahasanya sendiri, maka hal itu menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan tujuh huruf bukanlah apa yang dimaksud oleh mereka pendapat kedua. Dan tidak ada maksud yang lain dari tujuh huruf kecuali ia adalah perbedaan alfazh dalam mengungkapkan satu makna, dan itu adalah pendapat yang kami rajihkan. Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahullah setelah membawakan dalil-dalil yang menguatkan pendapatnya beliau berkata dalam rangka membatalkan pendapat keduaโBahkan tujuh huruf yang dengannya alQurโan diturunkan adalah tujuh bahasa dalam satu huruf, dan satu kalimat dengan perbedaan lafazhโซ ุฃ ู
ููุจ ุฐ ูโฌ,โซู
โฌ lafazh dan kesesuaian makna. Seperti perkataan andaโ โซ ูููุฑุฐุจูโฌ,โซููโฌ โซุต ุฐโฌ โซุฏู ู ู
ูโฌ โซ ูู
ู ู ูโฌdan โซ ู ู
ูโฌ,โซูโฌ โซ ุฅ ุฐู ู
ูโฌ,โซ ุช ู
ู
ุนุงูโฌ,โซูโฌ โซุญ ุฐโฌ yang lain, dari lafazh-lafazh yang pengucapannya berbeda namun maknanya sama, sekalipun lisanlisan mereka berbeda dalam menjelaskannya. Seperti yang kami riwayatkan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan yang kami riwayatkan dari Shahabat radhiyallahu 'anhum. Dan itu โซ ุฃ ู
ููุจ ุฐ ูโฌ,โซู
โฌ seperti perkataan andaโ โซ ุช ู
ู
ุนุงูโฌ,โซูโฌ โซูู
ู ู ูโฌ. juga perkataanโMaa Yanzhuruuna Illa Zaqiyyatn.โ dan dibaca pulaโIllaa Shaihatan.โ Imam Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahullah menjawab pertanyaan yang mungkin terlontarโDi kitab Allah yang mana kita dapati satu huruf dibaca dengan tujuh bahasa dialek yang berbeda lafazh dan sama dalam makna?โ Maka beliau rahimahullah menjawabโKamu tidak mengklaim kalau hal itu ada sekarang iniโ Dan terhadap pertanyaan lainโLalu bagaimana dengan keenam huruf lainnya, kenapa ia tidak ada?โ Beliau jawabโUmat Islam diperintahkan untuk menjaga menghafalkan al-Qurโan, dan mereka diberi pilihan untuk membaca dan menghafalnya dengan huruf mana saja dari ketujuh huruf tersebut yang mereka suka. Kemudian setelah itu ada alasan yang mengharuskan mereka membacanya dengan satu huruf pada zaman Utsman radhiyallahu 'anhu dikarenakan khawatir munculnya fitnah. Kemudian ummat sepakat di atas hal tersebut membaca dengan satu huruf , yang mana mereka terjaga dari kesesatan maksudnya kesepakatan mereka adalah benar karena ummat ini dijaga dari kesesatan.โ Tafsir ath-Thabari Pendapat ketiga yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan tujuh huruf adalah tujuh sisi bahasa; yaitu berupa amr perintah, nahyu larangan, halal, haram, muhkam, mutaysabih, dan matsal perumpamaan. Maka bisa dijawab bahwa zhahir makna yang nampak dalam hadits-hadits tersebut menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan tujuh huruf adalah suatu kalimat yang dibaca dengan dua, tiga sampai tujuh model bacaan dalam rangka memberikan kelonggaran bagi ummat ini. Dan satu perbuatan atau benda tidak mungkin menjadi halal atau haram dalam satu ayat, dan makna kelonggaran bukan dalam hal mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram dan juga bukan dengan merubah sesuatu dari maknanya yang disebutkan. Dan yang ada dalam hadits-hadts yang lalu menjelaskan bahwa para Shahabat radhiyallahu 'anhumyang berselisih dalam bacaan menghadap kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau meminta masing-masing dari mereka untuk membaca, kemudian beliau shallallahu 'alaihi wasallam membenarkan masing-masing dari bacaan mereka sekalipun bacaannya berbeda-beda. Sampai-sampai sebagian shahabat bingung terhadap pembenaran beliau terhadap bacaan-bacaan tersebut. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada para Shahabat yang bingung ketika beliau membenarkan semua bacaan โซู
ู
ุฑูู ุฃู ุฃูุฑุฃ ุนูู ุณุจุนุฉ ุฃุญููโฌ โซุฅ ูโฌ โซู ุงููู ุฃ ู
โฌ โ.Sesungguhnya Allah memerintahkan aku untuk membaca al-Qurโan dengan tujuh huruf โ Dan sudah dimaklumi bahwa perdebatan perselisihan mereka dalam hal-hal yang mereka perselisihkan di dalamnya adalah bagian dari itu dalam masalah bacaan. Seandainya perdebatan mereka dan perselisihan mereka dalam makna yang ditunjukkan oleh bacaan mereka berupa, penghalalan, pengharaman, janji, ancaman dan yang semisalnya tentu mustahil bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk membenarkan semuanya perbedaan mereka, dan mustahil memerintahkan masing-masing mereka untuk berpegang teguh
Sejak diturunkan beberapa abad yang lalu, keotentikan al-Qurโรขn tetap terjaga dan terpelihara tanpa tersentuh oleh perubahan dan kemusnahan. Pemeliharaan tersebut telah berlangsung sejak zaman Nabi Saw, mulai dengan cara pemeliharaan lewat hafalan dan rekaman secara tertulis terhadap teks-teks alQurโรขn setelah wahyu diturunkan, dilanjutkan dengan pengumpulan dan kodifikasi terhadap teks-teks al-Qurโรขn sampai kepada studi terhadap al-Qurโรขn. Studi terhadap al-Qurโรขn, sebagai sumber ajaran Islam, telah memotivasi lahirnya berbagai disiplin ilmu dalam ruang lingkup Ulรปm al Qurโan. Ilmu-ilmu tersebut muncul seiring dengan usaha untuk menjawab berbagai persoalan yang muncul dalam proses pemahaman terhadap pesan-pesan dan isyarat kitab suci tersebut. Konsep sabโah ahruf adalah salah satu konsep yang muncul berdasarkan pemahaman terhadap riwayat-riwayat yang menginformasikan bahwa al-Qurโan diturunkan dalam 7 huruf. Makna sabโah ahruf yang diungkapkan oleh riwayatriwayat tersebut dipahami berbeda oleh para ulama. Adanya pemahaman bahwa al-Qurโan diturunkan dengan sabโah ahruf memunculkan asumsi bahwa ada versiversi ayat al-Qurโan yang tidak dituliskan dalam mushhaf yang disusun pada masa Usman bin Affan, karena hanya satu versi yang dipilih dan ditampilkan. Untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam memahami hadis-hadis tujuh huruf tersebut perlu adanya kajian secara teks dan konteks, Agar apa yang dimaksud oleh Rasul dengan 7 huruf pada hadis tersebut dapat dimaknai sesuai dengan konteks kekinian, setidaknya dapat menjadi alternatif pemahaman untuk meminimalisir timbulnya perbedaan pendapat. Hadis-Hadis Sabโah Ahruf Munculnya konsep sabโatu ahruf dalam kajian ulum al-Qurโan didasari oleh adanya hadis-hadis yang secara tekstual menjelaskan tentang hal tersebut. Secara garis besar hadis-hadis yang menginformasikan tentang turunnya al-Qurโan dengan 7 huruf dapat diklasifikasikan kepada 3 kelompok; pertama, hadis-hadis yang menggambarkan perbedaan para shahabat dalam membaca suatu ayat, kemudian mereka mengklarifikasikan bacaan mereka masing-masing kepada nabi, yang kemudian semuanya dibenarkan oleh nabi karena al-Qurโan diturunkan ;dalam tujuh hurufุญูุฏููุซ ููุง ุนูุจุฏู ุงูููู ุจูููููุณูููุูุฃุฎูุจู ุฑูุงูู
ูุงูููุ ุนููู ุงุจูู ุดูููุงุจูุ ุนููู ุนูุฑููุฉููุจูู ุงูุฒุจ ููููุ ุนููู ุนูุจูุฏู ุงูุฑุญููููู ุจููู ุนุจุฏู ุงูููุงุฑูููุูุฃููู ูุงูู ุณูููุนูุชู ุนู
ูุฑู ุจูู ุงูุฎุทุงุจู ุฑุถููู ุงูููู ุนูููููุ ู ููููู ุณูููุนูุชู ููุดูุงู
ู ุจูู ุญูููููู
ู ุจูู ุญูุฒุงู
ุ ู ููุฑุฃู ุณููุฑุฉู ุงูููุฑููุงูู ุนููููุบููููู ู
ูุง ุฃููู ุฑุคููุงุ ูููุงูู ุฑุณูููู ุงูููู ุตููู ุงูููู ุนูููููู ููุณูููู
ู ุฃูู ุฑุฃููููุงุ ููุฏูุชู ุฃูู ุฃุนูุฌููู ุนููููููุ ุซูููู ุฃู
ูููููุชูู ุญูุชูููู ุงูุตูุฑููุ ุซููููููุจุจูุชููู ุจุฑุฏูุงุฆููุ ูุฌูุฆูุชููุจูู ูุฑุณูููู ุงูููููุตููู ุงูููู ุนููููู ููุณููู
ูุ ููู ูููุชู ูุฅููููููุณููููุนูุชูู ููุฐูุงูู ููุฑุฃู ุนูููู ุบูููู ูู
ูุงูุฃูู ุฑุฃุชูููููุงุููู ููุงููููู ุฃุฑุณููููููยปุ ุซูููู ูุงูู ููู ุงูู ุฑุฃูยปุููู ููุฑุฃูุ ูุงูู ููููุฐูุง ุฃูุฒูุชููยปุ ุซููููููุงููููููุงูู ุฑุฃูยปุููู ููุฑุฃุชูุููู ููุงูููููููุฐูุงูุฃูุฒูุชููุฅููู ุงูููุฑุขููู ุฃูุฒูู ุนููู ุณูุจู ุนูุฉูููุฃูุญูุฑููุููุงูู ุฑุกูุงู ู
ููููููู ู
ูุงู ุชู ูุณููุฑยป Artinya; Aku mendengar Umar bin Khathab berkata Aku mendengar Hisyam bin Hakim bin Hizam membaca surat al-Furqan bukan berdasarkan apa yang aku baca, padahal Rasulullah yang mengajari bacaannya, nyaris aku menghajarnya, aku tunggu sampai ia selesai shalat, Kemudian Aku tarik ia, lalu membawanya menghadap Rasulullah, Aku laporkan Aku mendengar ia membaca ayat berbeda dengan apa yang telah bacakan kepadaku, berkata Rasul โlepaskan diaโ kemudian beliau berkata Bacalah, lalu ia membacanya, Rasul berkata โDemikianlah al-Qurโan diturunkanโ, kemudian Rasul berkata kepadaku โBacalahโ, Lalu aku baca, Beliau berkata โ โDemikianlah alQurโan diturunkan, Sesungguhnya al-Qurโan diturunkan berdasarkan 7 huruf, bacalah oleh kalian al-Qurโan tersebut mana yang memudahkanโ ุญูุฏููุซ ููุง ู
ููู
ููุฏููุจูู ุนูุจูุฏู ุงูููู ุจูู ูููููููุ ุญูุฏููุซ ูุง ุฃุจูุ ุญูุฏููุซ ูุง ุฅุณููุงุนููููู ุจููู ุฃุจูู ุฎูุงูุฏูุ ุนููู ุนูุจูุฏู ุงููููู ุจูู ุนููุณููู ุจูู ุนูุจูุฏู ุงูุฑุญููููุจูููุฃุจููููู ููุ ุนููู ุฌูุฏููููุ ุนูููููุฃุจูููู ุจูู ููุนูุจููุููุงูู ูููุชููููู ุงูู
ูุณูุฌูุฏูุููุฏูุฎููููุฑุฌููู ูุตูููุููู ููุฑุฃูููุฑูุงุกุฉู ุฃูููุฑูุช ููุง ุนููููููุูุซูููู ุฏูุฎููู ุขุฎูุฑู ููู ููุฑุฃู ูุฑุงุกูุฉู ุณููู ูู ุฑุงุกุฉู ุตูุงุญูุจููุ ููู ูู
ููุง ูุถููู ูุง ุงูุตูููููุฉู ุฏูุฎููููุง ุฌููููุนูุง ุนููู ุฑุณูููู ุงูููู ุตููู ุงูููู ุนููููููููุณููู
ูุ ูู ูููุชู ุฅููู ููุฐูุง ูู ุฑุฃู ูุฑุงุกุฉูู ุฃูููุฑูุช ููุง ุนููููููุ ููุฏูุฎููู ุขุฎูุฑู ูู ููุฑุฃู ุณููู ูุฑุงุกุฉู ุตูุงุญูุจููุ ูุฃู
ูุฑููููุง ุฑูุณููููู ุงูููููุตููู ุงูููููุนูููููู ููุณูููู
ูุ ููู ููุฑุขุ ููุญูุณููููู ุงูููููุจููู ุตููููู ุงูููู ุนูููููู ููุณููู
ู ุดูุฃูู ููู
ูุงุ ููุณูููุทูู ููู ูู ููุณูู ู
ูููู ุงูุชููููุฐููุจูุ ูููู ุฅูู ููููุชู ููููุงูููุงููููุฉูุ ูู ูู
ููุง ุฑุฃู ุฑุณูููู ุงูููููุตููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููู
ู ู
ูุง ูุฏู ุบูุดูููููุ ุถูุฑุจู ูููุตูุฏูุฑูุ ูููุถูุชู ุนูุฑูุง ูููุฃููููุงู ุฃูุธุฑู ุฅููููุงูููู ุนูุฒูู ูุฌููููู ููู ุฑูุงุ ููู ููุงูู ูู ู" ููุง ูุฃุจูููู ูุฃุฑุณููู ูุฅููููู ุฃูู ุงูู ุฑุฃู ุงูููุฑุขูู ุนููู ุญูุฑูููุ ููู ุฑุฏูุฏูุชู ูุฅูููููู ูุฃูู ููููููู ุนููู ูุฃู
ููู ุ ููู ุฑุฏูููุฅููููู ุงูุซุงููุฉู ุงูู ุฑุฃูู ุนููู ุญูุฑููู ููููุ ููู ุฑุฏูุฏูุชู ุฅูููู ุฃูู ููููููู ุนูููู ุฃู
ููู ุ ูู ุฑุฏูู ุฅููููู ุงูุซุงูุซุฉูู ุงูู ุฑุฃูู ุนููู ุณูุจู ุนูุฉู ุฃุญูุฑููุ ูู ููู ุจููููููุฑุฏููุฉู ุฑุฏูุฏูุชููููุง ู
ูุณูุฃูุฉู ุชุณูุฃูููููุงุ ูู ูููุชู ุงููููู
ูู ุงุบููููุฑู ูููู
ููู ุ ุงููููู
ููู ุงุบูููุฑู ูููู
ููู ุ ููุฃุฎููุฑูุชู ุงูุซููุงูุซุฉู ููู ููู
ูู ุฑุบูุจูู ูุฅููููู ุงููุฎููููููููููู
ูุ ุญูุชููููู ุฅุจู ุฑุงูููู
ู ุตููู ุงูููู ุนูููููู ููุณููู
ูู." Artinya; Hadis dari Ubay bin Kaab, ia berkata Aku berada di Masjid ketika masuk seorang laki-laki kemudian shalat, ia membaca bacaan yang aku mengingkarinya, kemudian masuk lagi orang lainnya kemudian membaca bacaan yang berbeda, maka setelah selesai shalat kami semua menghadap Rasulullahn Saw, aku sampaikan โSesungguhnya orang ini membaca bacaan yang aku mengingkarinya, kemudian masuk lagi yang lainnya dan masuk pula yang lain membaca ayat yang berbeda dengan temannya. Rasul menyuruh mereka berdua membacanya kemudian Nabi memuji keduanya, maka sirnalah dalam diriku sikap mendustakan dan tidak seperti diriku di zaman jahiliyyah. Rasul menyadari kegelisahanku dan menepuk dadaku hingga keringat dinginku mengucur seolah aku melihat kelompok-kelompok di hadapan Allah. Rasul berkata kepadaku Ubai, telah diutus kepadaku malaikat untuk membacakan al-Qurโan dengan satu huruf, aku meminta kepadanya untuk memberi kemudahan untuk umatku, kemudian ia kembali kali yang kedua bacalah al-Qurโan dengan dua huruf, aku meminta lagi agar memberi kemudahan untuk umatku, kemudian ia jibril kembali lagi kali yang ketiga, โBacalah al-Qurโan dengan tujuh huruf. terserah padamu Muhammad apakah setiap jawabanku kau susul dengan pertanyaan permintaan lagiโ. Kemudian aku menjawabnya โya Allah! Ampunilah umatku, ampunilah umatku dan akan kutangguhkan yang ketiga kalinya pada saat dimana semua makhluk mencintaiku sampai Nabi Ibrahim as. Kedua, hadis-hadis yang menggambarkan usaha negosiasi nabi Muhammad, agar umat Islam diberikan keringanan dalam bacaan al-Qurโan. Sejak diturunkan beberapa abad yang lalu, keotentikan al-Qurโรขn tetap terjaga dan terpelihara tanpa tersentuh oleh perubahan dan kemusnahan. Pemeliharaan tersebut telah berlangsung sejak zaman Nabi Saw, mulai dengan cara pemeliharaan lewat hafalan dan rekaman secara tertulis terhadap teks-teks alQurโรขn setelah wahyu diturunkan, dilanjutkan dengan pengumpulan dan kodifikasi terhadap teks-teks al-Qurโรขn sampai kepada studi terhadap al-Qurโรขn. Studi terhadap al-Qurโรขn, sebagai sumber ajaran Islam, telah memotivasi lahirnya berbagai disiplin ilmu dalam ruang lingkup Ulรปm al Qurโan. Ilmu-ilmu tersebut muncul seiring dengan usaha untuk menjawab berbagai persoalan yang muncul dalam proses pemahaman terhadap pesan-pesan dan isyarat kitab suci tersebut. Konsep sabโah ahruf adalah salah satu konsep yang muncul berdasarkan pemahaman terhadap riwayat-riwayat yang menginformasikan bahwa al-Qurโan diturunkan dalam 7 huruf. Makna sabโah ahruf yang diungkapkan oleh riwayatriwayat tersebut dipahami berbeda oleh para ulama. Adanya pemahaman bahwa al-Qurโan diturunkan dengan sabโah ahruf memunculkan asumsi bahwa ada versiversi ayat al-Qurโan yang tidak dituliskan dalam mushhaf yang disusun pada masa Usman bin Affan, karena hanya satu versi yang dipilih dan ditampilkan. Untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam memahami hadis-hadis tujuh huruf tersebut perlu adanya kajian secara teks dan konteks, Agar apa yang dimaksud oleh Rasul dengan 7 huruf pada hadis tersebut dapat dimaknai sesuai dengan konteks kekinian, setidaknya dapat menjadi alternatif pemahaman untuk meminimalisir timbulnya perbedaan pendapat. B. Hadis-Hadis Sabโah Ahruf Munculnya konsep sabโatu ahruf dalam kajian ulum al-Qurโan didasari oleh adanya hadis-hadis yang secara tekstual menjelaskan tentang hal tersebut. Secara garis besar hadis-hadis yang menginformasikan tentang turunnya al-Qurโan dengan 7 huruf dapat diklasifikasikan kepada 3 kelompok; pertama, hadis-hadis yang menggambarkan perbedaan para shahabat dalam membaca suatu ayat, kemudian mereka mengklarifikasikan bacaan mereka masing-masing kepada nabi, yang kemudian semuanya dibenarkan oleh nabi karena al-Qurโan diturunkan ;dalam tujuh hurufุญูุฏููุซ ููุง ุนูุจุฏู ุงูููู ุจูููููุณูููุูุฃุฎูุจู ุฑูุงูู
ูุงูููุ ุนููู ุงุจูู ุดูููุงุจูุ ุนููู ุนูุฑููุฉููุจูู ุงูุฒุจ ููููุ ุนููู ุนูุจูุฏู ุงูุฑุญููููู ุจููู ุนุจุฏู ุงูููุงุฑูููุูุฃููู ูุงูู ุณูููุนูุชู ุนู
ูุฑู ุจูู ุงูุฎุทุงุจู ุฑุถููู ุงูููู ุนูููููุ ู ููููู ุณูููุนูุชู ููุดูุงู
ู ุจูู ุญูููููู
ู ุจูู ุญูุฒุงู
ุ ู ููุฑุฃู ุณููุฑุฉู ุงูููุฑููุงูู ุนููููุบููููู ู
ูุง ุฃููู ุฑุคููุงุ ูููุงูู ุฑุณูููู ุงูููู ุตููู ุงูููู ุนูููููู ููุณูููู
ู ุฃูู ุฑุฃููููุงุ ููุฏูุชู ุฃูู ุฃุนูุฌููู ุนููููููุ ุซูููู ุฃู
ูููููุชูู ุญูุชูููู ุงูุตูุฑููุ ุซููููููุจุจูุชููู ุจุฑุฏูุงุฆููุ ูุฌูุฆูุชููุจูู ูุฑุณูููู ุงูููููุตููู ุงูููู ุนููููู ููุณููู
ูุ ููู ูููุชู ูุฅููููููุณููููุนูุชูู ููุฐูุงูู ููุฑุฃู ุนูููู ุบูููู ูู
ูุงูุฃูู ุฑุฃุชูููููุงุููู ููุงููููู ุฃุฑุณููููููยปุ ุซูููู ูุงูู ููู ุงูู ุฑุฃูยปุููู ููุฑุฃูุ ูุงูู ููููุฐูุง ุฃูุฒูุชููยปุ ุซููููููุงููููููุงูู ุฑุฃูยปุููู ููุฑุฃุชูุููู ููุงูููููููุฐูุงูุฃูุฒูุชููุฅููู ุงูููุฑุขููู ุฃูุฒูู ุนููู ุณูุจู ุนูุฉูููุฃูุญูุฑููุููุงูู ุฑุกูุงู ู
ููููููู ู
ูุงู ุชู ูุณููุฑยป Artinya; Aku mendengar Umar bin Khathab berkata Aku mendengar Hisyam bin Hakim bin Hizam membaca surat al-Furqan bukan berdasarkan apa yang aku baca, padahal Rasulullah yang mengajari bacaannya, nyaris aku menghajarnya, aku tunggu sampai ia selesai shalat, Kemudian Aku tarik ia, lalu membawanya menghadap Rasulullah, Aku laporkan Aku mendengar ia membaca ayat berbeda dengan apa yang telah bacakan kepadaku, berkata Rasul โlepaskan diaโ kemudian beliau berkata Bacalah, lalu ia membacanya, Rasul berkata โDemikianlah al-Qurโan diturunkanโ, kemudian Rasul berkata kepadaku โBacalahโ, Lalu aku baca, Beliau berkata โ โDemikianlah alQurโan diturunkan, Sesungguhnya al-Qurโan diturunkan berdasarkan 7 huruf, bacalah oleh kalian al-Qurโan tersebut mana yang memudahkanโ ุญูุฏููุซ ููุง ู
ููู
ููุฏููุจูู ุนูุจูุฏู ุงูููู ุจูู ูููููููุ ุญูุฏููุซ ูุง ุฃุจูุ ุญูุฏููุซ ูุง ุฅุณููุงุนููููู ุจููู ุฃุจูู ุฎูุงูุฏูุ ุนููู ุนูุจูุฏู ุงููููู ุจูู ุนููุณููู ุจูู ุนูุจูุฏู ุงูุฑุญููููุจูููุฃุจููููู ููุ ุนููู ุฌูุฏููููุ ุนูููููุฃุจูููู ุจูู ููุนูุจููุููุงูู ูููุชููููู ุงูู
ูุณูุฌูุฏูุููุฏูุฎููููุฑุฌููู ูุตูููุููู ููุฑุฃูููุฑูุงุกุฉู ุฃูููุฑูุช ููุง ุนููููููุูุซูููู ุฏูุฎููู ุขุฎูุฑู ููู ููุฑุฃู ูุฑุงุกูุฉู ุณููู ูู ุฑุงุกุฉู ุตูุงุญูุจููุ ููู ูู
ููุง ูุถููู ูุง ุงูุตูููููุฉู ุฏูุฎููููุง ุฌููููุนูุง ุนููู ุฑุณูููู ุงูููู ุตููู ุงูููู ุนููููููููุณููู
ูุ ูู ูููุชู ุฅููู ููุฐูุง ูู ุฑุฃู ูุฑุงุกุฉูู ุฃูููุฑูุช ููุง ุนููููููุ ููุฏูุฎููู ุขุฎูุฑู ูู ููุฑุฃู ุณููู ูุฑุงุกุฉู ุตูุงุญูุจููุ ูุฃู
ูุฑููููุง ุฑูุณููููู ุงูููููุตููู ุงูููููุนูููููู ููุณูููู
ูุ ููู ููุฑุขุ ููุญูุณููููู ุงูููููุจููู ุตููููู ุงูููู ุนูููููู ููุณููู
ู ุดูุฃูู ููู
ูุงุ ููุณูููุทูู ููู ูู ููุณูู ู
ูููู ุงูุชููููุฐููุจูุ ูููู ุฅูู ููููุชู ููููุงูููุงููููุฉูุ ูู ูู
ููุง ุฑุฃู ุฑุณูููู ุงูููููุตููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููู
ู ู
ูุง ูุฏู ุบูุดูููููุ ุถูุฑุจู ูููุตูุฏูุฑูุ ูููุถูุชู ุนูุฑูุง ูููุฃููููุงู ุฃูุธุฑู ุฅููููุงูููู ุนูุฒูู ูุฌููููู ููู ุฑูุงุ ููู ููุงูู ูู ู" ููุง ูุฃุจูููู ูุฃุฑุณููู ูุฅููููู ุฃูู ุงูู ุฑุฃู ุงูููุฑุขูู ุนููู ุญูุฑูููุ ููู ุฑุฏูุฏูุชู ูุฅูููููู ูุฃูู ููููููู ุนููู ูุฃู
ููู ุ ููู ุฑุฏูููุฅููููู ุงูุซุงููุฉู ุงูู ุฑุฃูู ุนููู ุญูุฑููู ููููุ ููู ุฑุฏูุฏูุชู ุฅูููู ุฃูู ููููููู ุนูููู ุฃู
ููู ุ ูู ุฑุฏูู ุฅููููู ุงูุซุงูุซุฉูู ุงูู ุฑุฃูู ุนููู ุณูุจู ุนูุฉู ุฃุญูุฑููุ ูู ููู ุจููููููุฑุฏููุฉู ุฑุฏูุฏูุชููููุง ู
ูุณูุฃูุฉู ุชุณูุฃูููููุงุ ูู ูููุชู ุงููููู
ูู ุงุบููููุฑู ูููู
ููู ุ ุงููููู
ููู ุงุบูููุฑู ูููู
ููู ุ ููุฃุฎููุฑูุชู ุงูุซููุงูุซุฉู ููู ููู
ูู ุฑุบูุจูู ูุฅููููู ุงููุฎููููููููููู
ูุ ุญูุชููููู ุฅุจู ุฑุงูููู
ู ุตููู ุงูููู ุนูููููู ููุณููู
ูู." Artinya; Hadis dari Ubay bin Kaab, ia berkata Aku berada di Masjid ketika masuk seorang laki-laki kemudian shalat, ia membaca bacaan yang aku mengingkarinya, kemudian masuk lagi orang lainnya kemudian membaca bacaan yang berbeda, maka setelah selesai shalat kami semua menghadap Rasulullahn Saw, aku sampaikan โSesungguhnya orang ini membaca bacaan yang aku mengingkarinya, kemudian masuk lagi yang lainnya dan masuk pula yang lain membaca ayat yang berbeda dengan temannya. Rasul menyuruh mereka berdua membacanya kemudian Nabi memuji keduanya, maka sirnalah dalam diriku sikap mendustakan dan tidak seperti diriku di zaman jahiliyyah. Rasul menyadari kegelisahanku dan menepuk dadaku hingga keringat dinginku mengucur seolah aku melihat kelompok-kelompok di hadapan Allah. Rasul berkata kepadaku Ubai, telah diutus kepadaku malaikat untuk membacakan al-Qurโan dengan satu huruf, aku meminta kepadanya untuk memberi kemudahan untuk umatku, kemudian ia kembali kali yang kedua bacalah al-Qurโan dengan dua huruf, aku meminta lagi agar memberi kemudahan untuk umatku, kemudian ia jibril kembali lagi kali yang ketiga, โBacalah al-Qurโan dengan tujuh huruf. terserah padamu Muhammad apakah setiap jawabanku kau susul dengan pertanyaan permintaan lagiโ. Kemudian aku menjawabnya โya Allah! Ampunilah umatku, ampunilah umatku dan akan kutangguhkan yang ketiga kalinya pada saat dimana semua makhluk mencintaiku sampai Nabi Ibrahim as. Kedua, hadis-hadis yang menggambarkan usaha negosiasi nabi Muhammad, agar umat Islam diberikan keringanan dalam bacaan al-Qurโan. ุญูุฏููุซ ูุง ุฅุณููุงุนููููุ ูุงูู ุญูุฏููุซููู ุณูููู
ูุงููุ ุนููู ูููุณูุ ุนููู ุงุจูู ุดูููุงุจูุ ุนููู ุนูุจู ูุฏู ุงูููู ุจูู ุนูุจูุฏู ุงูููููู ุจูู ุนุชูุจุฉู ุจูููู
ูุณูุนูุฏูุ ุนููู ุงุจูู ุนูุจุงุณู ุฑุถููู ุงูููู ุนููู ููู
ูุงูุฃููููุฑุณููููู ุงูููููุตููู ุงูููู ุนูููููู ููุณููู
ูุููุงูููุฃููู ุฑุฃููู ุฌูุจููููู ุนููู ุญูุฑูููุููู ูู
ููุฃุฒูููุฃุณูุชุฒูุฏููู ุญูุชูููู ุงูู ุชู ูููู ุฅููู ุณูุจู ุนูุฉููุฃุญูุฑูููยป Artinya Hadis dari Ibnu Abbas Bahwa Rasulullah bersabda Jibril membacakan kepadaku atas satu huruf, lalu aku berulangkali memintanya menambahnya hingga sampai tujuh hurufโ - ุญูุฏููุซ ูุงูุงุจูู ุงูู
ูุซู ูููููุ ุญูุฏููุซ ูุง ู
ููู
ููุฏู ูุจูู ุฌูุนูููุฑูุ ุญูุฏููุซ ููุง ุดูุนูุจุฉูุ ุนููู ุงูููููู
ูุ ุนููู ู
ููุงููุฏูุ ุนููู ุงุจููููุฃุจู ููู ููุ ุนููู ุฃุจูููููุจูู ููุนูุจูุ ุฃูููู ุงูููููุจููู ุตููู ุงูููู ุนููููู ููุณููู
ู ููุงูู ุนููุฏู ุฃุถูุงุฉู ุจููู ุบูููุงุฑูุ ูุฃุชุงูู ุฌูุจููููู ุตููู ุงูููู ุนูููููู ููุณูููู
ูุ ูู ููุงูู ุนุฒููููุฌูููู ููุฃู
ูุฑูู ูุฃููู ูุช ููุฑุฆู ุฃู
ููุชูู ุนููู ุญูุฑููุ ููุงูู ูุฃุณูุฃูู ุงูููู ูู
ูุนูุงูุงุชูู ููู
ูุบูููุฑุชูููุ ุฃู
ููู ูู ูุชุทูููู ููููููยปุ ุซููููู ูุฃุชุงูู ูุซุงููุฉูููุฐููุฑู ููููู ููุฐูุง ุญูุชูููููุจ ูุบู ุณูุจู ุนุฉููุฃุญูุฑููุููุงูููุฅููู ุงูููู ูุฃู
ูุฑูู ุฃูููุช ููุฑุฆููุฃู
ููุชูู ุนููู ุณูุจู ุนูุฉููุฃุญูุฑููุ ูุฃูููููุง ุญูุฑููููู ุฑุกูุงู ุนููููููุููู ููุฏู ุฃุตูุงุจูุงยป Artinya Hadis dari Ubay bin Kaab Bahwa Nabi Saw berada di Oase Bani Ghifar , Jibril mendatangi beliau dan berkata Allah memerintahkan Engkau, untuk membacakan al-Qurโan kepada umatmu dengan satu huruf, Rasul menjawab Aku memohon perlindungan dan ampunan Allah, sesungguhnya umatku tidak mampu melakukannya.โ Kemudian Jibril mendatanginya lagi dan berkata โSesungguhnya Allah memerintahkanmu membaca Al Quran kepada umatmu dalam dua huruf.โ Nabi memberikan jawaban yang sama, sampai tujuh ahruf. Jibril berkata Sesungguhnya Allah memerintahkan membacakan al-Qurโan kepada umatmu dengan tujuh huruf. Huruf apa saja yang mereka gunakan dalam pembacaan Al Quran, maka mereka mendapatkan pahala.โ Ketiga; hadis-hadis yang merupakan informasi dari nabi bahwa al-Qurโan diturunkan dalam tujuh huruf.
Jawaban โ
untuk SURAT ISIAN 7 HURUF dalam Teka-Teki Silang. Temukan jawaban โญ terbaik untuk menyelesaikan segala jenis permainan puzzle Di antara jawaban yang akan Anda temukan di sini yang terbaik adalah Blangko dengan 7 huruf, dengan mengkliknya Anda dapat menemukan sinonim yang dapat membantu Anda menyelesaikan teka-teki silang Anda. Solusi terbaik 0 0 0 0 Apakah itu membantu Anda? 0 0 Frasa Jawaban Huruf Surat Isian Blangko 7 Surat Isian Formulir 8 Bagikan pertanyaan ini dan minta bantuan teman Anda! Apakah Anda tahu jawabannya? Jika Anda tahu jawabannya dan ingin membantu komunitas lainnya, kirimkan solusi Anda Serupa
surat isian 7 huruf